Kopi Campur Arak atau Tuak Diyakini Bantu Jaga Kesehatan Saat Bali PPKM Darurat

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Kopi Campur Arak atau Tuak Diyakini Bantu Jaga Kesehatan Saat Bali PPKM Darurat

Sui Suadnyana - detikTravel
Selasa, 13 Jul 2021 07:43 WIB
Ilustrasi arak Bali
Ilustrasi arak Bali (Getty Images/iStockphoto/Neustockimages)
Denpasar -

Berkaca pengalamannya, Gubernur Bali Wayan Koster mengajak para kepala desa atau perbekel hingga lurah di wilayahnya minum kopi dicampur arak. Diyakini menjadi salah satu cara untuk menjaga kesehatan.

Bali tengah menerapkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat karena kasus Covid-19 terus meningkat.

"Terus semangat, tidak boleh kendor, tidak boleh sontoloyo, tidak boleh malas-malasan, harus rajin, harus semangat, harus tekun. Kalau kurang semangat, lemas, langsung minum kopi tanpa gula pakai arak, supaya jadi semangat," ujar Koster dalam pertemuan virtual pengarahan PPKM Darurat kepada para kades dan lurah.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Koster bilang dia kerap mencampur kopi tanpa gula dengan arak untuk menjaga kesehatan. Selain arak, kadang kala dia menambahkan tuak ke dalam kopinya.

"Seperti saya. Kalau mau pakai tuak boleh juga. Jadi silakan sesuai selera masing-masing," kata Koster.

ADVERTISEMENT

Arak adalah minuman alkohol tradisional di Pulau Dewata. Minuman ini dibuat dari nira dan diproses secara tradisional oleh petani arak di Pulau Dewata.

Koster pun berkeinginan agar arak Bali bisa dijual secara legal, terlebih Bali sebagai daerah pariwisata yang memang membutuhkan minuman arak Bali bagi wisatawan. Bahkan Koster telah meregulasi keberadaan minuman tersebut dengan Peraturan Gubernur (Pergub) Bali Nomor 1 Tahun 2020 tentang Tata Kelola Minuman Fermentasi dan/atau Destilasi Khas Bali.

Gubernur Bali Wayan Koster saat mengajak kepala desa dan lurah meminum kopi campur arak biar sehat (Sui/detikcom).Gubernur Bali Wayan Koster saat mengajak kepala desa dan lurah meminum kopi campur arak biar sehat (Sui/detikcom). Foto: Gubernur Bali Wayan Koster saat mengajak kepala desa dan lurah meminum kopi campur arak biar sehat (Sui/detikcom).

Dalam kesempatan itu, Koster juga memohon agar para lurah, perbekel, dan bendesa adat selalu menjaga kesehatan. Ia meminta mereka tidak melakukan aktivitas yang menimbulkan risiko tinggi sehingga bisa melaksanakan tugas dengan baik.

"Saya mohon lurah, perbekel, bendesa adat jaga kesehatan. Jaga diri baik-baik. Jangan melakukan aktivitas yang menimbulkan risiko tinggi supaya betul-betul dapat melaksanakan tugas dengan baik. Supaya apa yang diprogramkan ini bisa dilaksanakan di tingkat desa, di tingkat lurah, di tingkat desa adat," kata Koster.

Koster mengatakan pertemuannya dengan para lurah, perbekel, hingga bendesa adat memang dilakukan cukup mendadak. Sebab, terdapat beberapa hal penting yang perlu dilaksanakan bersama Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali, pemerintah kabupaten/kota, termasuk kelurahan desa dan desa adat, khususnya dalam pelaksanaan PPKM Darurat.

Selanjutnya ---> PPKM Jawa Bali diperluas di luar Jawa dan Bali

PPKM Darurat diterapkan di 122 kabupaten/kota Jawa dan Bali mulai 3 Juli 2021. Mulai Senin (12/7) PPKM Darurat diperluas dengan diterapkan di 15 kabupaten/kota di luar Jawa dan Bali.

Daerah di luar Jawa dan Bali yang juga memberlakukan PPKM Darurat adalah Kota Tanjung Pinang dan Batam (Kepulauan Riau), Kota Singkawang dan Pontianak (Kalimantan Barat), Kota Padang Panjang dan Bukittinggi (Sumatera Barat).

Kemudian, Kota Bandar Lampung (Lampung), Kota Manokwari dan Sorong (Papua Barat), Kota Bontang, Balikpapan, Kabupaten Berau (Kalimantan Timur), Kota Padang (Sumatera Barat), Mataram (NTB), dan Kota Medan (Sumatera Utara).

Halaman 2 dari 2
(fem/fem)

Hide Ads