Ambyar, Hotel-Restoran di Garut Kibarkan Bendera Putih Menangis

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Ambyar, Hotel-Restoran di Garut Kibarkan Bendera Putih Menangis

Hakim Ghani - detikTravel
Selasa, 20 Jul 2021 15:26 WIB
Bendera putih menangis PHRI Garut
Bendera putih di Garut.Foto: Hakim Ghani/detikcom
Garut -

Para pelaku usaha hotel dan restoran di Garut mengibarkan bendera putih. Mereka mengibarkan bendera putih sebagai bentuk kekecewaan terhadap nasib mereka saat pandemi COVID-19.

Bendera-bendera putih itu dikibarkan sejak Senin (19/7) kemarin di halaman-halaman hotel dan restoran yang pengelolanya tergabung dalam Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Garut.

"Tentunya ini adalah sebuah refleksi hati kita yang menangis. Kita ini di tempat usaha sendiri seperti orang yang sudah meninggal," ucap Ketua PHRI Garut Deden Rohim, Selasa (20/7/2021).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Seperti dilihat detikcom, tak kurang dari lima hingga 15 bendera dikibar di setiap halaman hotel. Salah satunya adalah di halaman Hotel Rancabango yang berada di Rancabango, Tarogong Kaler.

Dalam bendera tersebut, tertulis 'PHRI Garut'. Uniknya, dalam bendera itu juga terdapat sebuah emotikon orang menangis. Ada sekitar 30an hotel dan restoran yang dipasangi bendera putih menangis ini.

ADVERTISEMENT

Deden menjelaskan, bendera yang dikibar mewakili perasaan para pengelola hotel dan restoran yang saat ini makin tercekik. Para pengelola hotel dan restoran kini harus bertahan menggaji puluhan hingga ratusan karyawan sedangkan penghasilan tak sedikit pun datang.

"Saya aja sebagai owner bertahan dengan 60 karyawan. Tidak ada satu pun yang saya berhentikan," ujar Deden.

Selain terdampak oleh kebijakan pemerintah pusat seperti PPKM Darurat yang digelar hingga hari ini, para pengusaha hotel dan restoran juga mengaku kecewa dengan kebijakan pemerintah daerah yang tidak memberikan keringanan pada pelaku usaha ini.

"Pajak kami harus tetap bayar, tapi tempat ditutup. Kami sudah tidak sanggup lagi, mau dari mana kami bayar," katanya.

Deden berharap para pelaku usaha hotel dan restoran dilibatkan dalam pembuatan keputusan. "Minimal ada keringanan lah buat pajak," tutup Deden.




(pin/pin)

Hide Ads