Bukan Cuma Garut, Pengelola Wisata Gunungkidul Juga Kibarkan Bendera Putih

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Bukan Cuma Garut, Pengelola Wisata Gunungkidul Juga Kibarkan Bendera Putih

Johanes Randy Prakoso - detikTravel
Minggu, 25 Jul 2021 09:25 WIB
Gua Pindul Gunungkidul ditutup, Rabu (29/11/2017).
Ilustrasi Goa Pindul di Gunungkidul (Usman Hadi/detikTravel)
Gunungkidul -

Di masa perpanjangan PPKM, tak sedikit pengelola wisata yang kibarkan bendera putih tanda menyerah. Setelah Garut, kini terjadi juga di Gunungkidul.

Pada akhir pekan lalu, para pelaku usaha hotel dan restoran di Garut mengibarkan bendera putih. Mereka mengibarkan bendera putih sebagai bentuk kekecewaan terhadap nasib mereka saat pandemi COVID-19.

Diketahui, bendera-bendera putih itu dikibarkan sejak Senin (19/7) kemarin di halaman-halaman hotel dan restoran yang pengelolanya tergabung dalam Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Garut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Seperti dilihat detikcom, tak kurang dari lima hingga 15 bendera dikibar di setiap halaman hotel. Uniknya, dalam bendera itu juga terdapat sebuah emotikon orang menangis. Ada sekitar 30an hotel dan restoran yang dipasangi bendera putih menangis ini.

Namun, nyatanya bukan hanya pelaku wisata di Garut saja yang melakukan trend itu. Langkah serupa juga dilakukan oleh para pelaku wisata di Goa Pindul, Gunungkidul, baru-baru ini.

ADVERTISEMENT

Dilihat detikTravel dari laman Instagram resmi pengelola objek wisata Goa Pindul, Minggu (25/7/2021), mereka menyatakan diri telah menyerah akibat PPKM diperpanjang. Bendera putih juga ikut mereka kibarkan.

[Gambas:Instagram]




"Kami benar benar menyerah kawan, Ternyata tidak ada solusi untuk bangkitnya pariwisata. Kami sudah kenyang makan Janji.

KAMI MENYERAH!" tulis unggahannya.

Unggahan itu juga disertai video singkat yang menceritakan nasib berat yang dialami oleh pengelola objek wisata Goa Pindul. Dimana mereka menyatakan diri terpuruk selama dua tahun belakangan ini akibat COVID-19.

Selain kondisi objek wisata yang buka tutup mengikuti kondisi faktual di lapangan, pasalnya pandemi juga membuat jumlah wisatawan yang datang berkurang. Di tengah kondisi yang serba salah, mereka menyebut sudah bosan dengan janji dan menuntut langkah nyata dari Pemerintah.

"Ajakan bangkit pariwisata, tapi tidak dibarengi solusi. Adakah angin segar untuk kami? Tolong tuan, beri kami solusi. Jangan beri kami janji yang tak pasti," tulisan di video tersebut.

Diunggah dua hari lalu, video itu pun segera mendapat komentar dari warganet. Tak sedikit yang memberi semangat dan menyatakan rindu berwisata kembali ke Goa Pindul.

"Tetap semangat. Saya juga sudah pengen liburan ke yogya. Semoga pandemi ini cepat selesai. Supaya normal kembali," tulis @annisasut***

"Astaga rindu jogja, sebelum ppkm menyerang ada rencana mau ke sana tapi gak jadi. Tetap semangat mas e," tulis @rendi_oris***

Selanjutnya: Kata Menparekraf Sandiaga dan langkah Pemerintah

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno menyoroti kondisi sektor parekraf yang terpukul karena COVID-19. Segala usaha dilakukan agar tak ada lagi pelaku parekraf yang tumbang.

Sandiaga juga menyemangati para pelaku parekraf dengan mengajak mereka mengikuti program vaksinasi. Menurutnya, vaksin adalah alat perang untuk dapat melawan COVID-19 yang diharapkan dapat segera membangkitkan sektor parekraf.

"Jangan sampai lebih banyak bendera putih dikibarkan. Karena kalau kita bicara ini peperangan, kita perlu kekuatan. Dan kekuatan kita, kita hadirkan melalui vaksinasi. Jangan sampai sentra-sentra wisata dan sentra ekonomi kreatif mengibarkan bendera putih. Itu adalah aset yang harus kita pertahankan, harus kita serbu dengan vaksinasi, kita bantu dengan hibah dan bantuan sosial," ujar Sandiaga.

Selain vaksinasi, Kemenparekraf juga akan menggelontorkan Rp 2,4 triliun untuk membantu pelaku parekraf yang terdampak pandemi COVID-19. Dana itu terbagi dua, yakni untuk pekerja industri perfilman dan hotel.

"Pertama sektor film sebagai salah satu subsektor ekonomi kreatif. Ini sekarang masih difinalisasikan lintas kementerian. Kedua bantuan nakes untuk tempat istirahat di hotel yang berada di sekitar rumah sakit. Ini sudah berjalan dan akan terus ditingkatkan sebagai bantuan keberpihakan pada para tenaga kesehatan. Dan upaya kita melengkapi hotel-hotel tersebut dengan fasilitas seperti oksigen dan obat-obatan serta vitamin," Sandiaga memaparkan.

Kemudian, Sandiaga juga sedang merealokasikan anggaran Bangga Berwisata di Indonesia menjadi bantuan untuk pelaku parekraf. Hal ini dilakukan mengingat dengan adanya PPKM Level 4, kegiatan tersebut tak dapat dilaksanakan.

"Sekarang sedang kita realokasi untuk BPUP, Bantuan Pemerintah untuk Usaha Pariwisata. Ini yang kita harapkan bisa berjalan dan segera kita rampungkan prosesnya di Kementerian Keuangan," kata dia.



Simak Video "Video: Viral Lurah di Gunungkidul Disiram, Disebut Karena Masalah Utang"
[Gambas:Video 20detik]

Travel Highlights
Kumpulan artikel pilihan oleh redaksi detikTravel
Bendera Putih Destinasi Wisata
Bendera Putih Destinasi Wisata
29 Konten
Pengelola wisata di berbagai daerah di Indonesia mengibarkan bendera putih sebagai tanda menyerah. Mereka mengaku kesulitan saat pandemi karena tempat usaha mereka ditutup pada masa PPKM.
Artikel Selanjutnya
Hide Ads