Asosiasi penerbangan global IATA mengusulkan agar penerbangan internasional kembali dibuka kendati vaksin belum merata. Berikut strateginya.
Di tengah pandemi, vaksin menjadi salah satu solusi untuk menekan laju Covid-19 sekaligus cara untuk kembali hidup normal. Tak terkecuali untuk syarat penerbangan internasional.
Tapi, IATA menilai penerbangan tidak bisa menunggu hingga seluruh penduduk dunia divaksin atau kasus Covid-19 nol untuk membuka penerbangan internasional lagi. Solusinya, hanya mereka yang sudah vaksin yang bisa terbang lintas negara.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: SUPER AIR JET akan Terbang di 6 Rute Populer |
"Vaksinasi dan pengujian memiliki peran untuk memulihkan penerbangan internasional. Menunggu vaksin tersedia di seluruh dunia sebelum perbatasan dibuka kembali bukanlah pilihan. Sebab, vaksinasi global akan memakan waktu," ujar Wakil Direktur Jenderal dan Wakil Presiden Regional IATA untuk Asia Pasifik, Conrad Clifford, seperti dikutip detikTravel dari Times of India, Selasa (27/7/2021).
Makanya, kata Conrad, amat penting adanya pengujian atau testing untuk penumpang sebagai alternatif bagi penumpang yang tak mendapat akses ke vaksin.
Selain itu, IATA menegaskan bahwa keputusan untuk membuka perbatasan kembali harus benar-benar didasarkan pada informasi berbasis data.
Apalagi, dengan munculnya varian Delta dari virus Corona yang lebih ganas dari varian sebelumnya. Merujuk pemodelan data independen baru-baru ini oleh Boeing dan Airbus menunjukkan bahwa risiko tujuan penerbangan yang dibuka kembali tanpa aturan karantina rendah.
Di dunia internasional, paspor vaksin juga tengah digalakkan untuk menjadi syarat bepergian antar sejumlah negara yang telah melakukan kerjasama terkait travel bubble. Contohnya, seperti Jepang.
(rdy/fem)
Komentar Terbanyak
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol
Tragedi Juliana di Rinjani, Pakar Brasil Soroti Lambatnya Proses Penyelamatan