Maria Gravari-Barbas adalah koordinator program 'Pariwisata, Budaya, Pembangunan' UNESCO di Sorbonne di Paris, dan dia mengatakan kalau predikat ini bisa menjadi promosi wisata yang tak ternilai demi mendatangkan lebih banyak wisatawan domestik dan mancanegara.
"Ya, jelas ada perbedaan," katanya. "UNESCO sangat terkenal di kalangan turis."
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Memiliki dukungan "nama merek" internasional dapat menjadi faktor penentu mengapa seorang pelancong memilih satu tempat liburan potensial daripada yang lain.
"Orang-orang mencari daftar itu," ujarnya.
Salah satu yang menelusuri daftar tersebut adalah Michael Turtle, seorang travel blogger asal Australia yang telah mengunjungi 322 Situs Warisan Dunia UNESCO.
"Jika Anda menyatukan museum atau galeri yang mencoba menceritakan sejarah dunia, Situs Warisan Dunia adalah tempatnya," katanya.
Turtle, yang bukunya berjudul 'Great World Wonders: 100 Remarkable World Heritage Sites' akan diterbitkan pada bulan Agustus, mengaku sebagai "penggemar wisata daftar UNESCO".
ia mengandalkan UNESCO untuk mengarahkannya ke tempat-tempat paling penting di negara atau kota tertentu.
"Apa yang terjadi adalah Anda akhirnya pergi ke beberapa tempat yang mungkin belum pernah Anda dengar sebelumnya. Tetapi dengan pergi ke sana, Anda menemukan seluruh bagian negara ini, warisannya, budayanya yang tidak akan Anda ketahui sebelumnya."
Gravari-Barbas menunjukkan bahwa dengan penunjukan UNESCO maka datang investasi infrastruktur pariwisata yang lebih dalam - semua pengunjung baru akan membutuhkan tempat tidur untuk tidur, restoran untuk makan, dan suvenir untuk dibeli. Lapangan pekerjaan lebih banyak terbuka.
Dampak baik sudah pasti didapat. Tetapi dampak buruk juga tidak ketinggalan: overtourism (serbuan turis).
Predikat vs pembangunan
Kota Liverpool ditambahkan ke daftar UNESCO pada tahun 2004 dan dihapus tahun ini.
UNESCO menyatakan proyek pembangunan yang akan datang, seperti stadion baru untuk tim sepak bola Everton, akan menghancurkan nilai sejarah yang membuat kota itu istimewa.
Bagi walikota, itu adalah keputusan yang menyedihkan.
"Kami bangga dengan sejarah kami," tulis Wali Kota Metro Liverpool, Steve Rotherham, dalam sebuah opini di situs Inggris iNews.
"Tapi Itu tidak berarti bahwa kita harus diam dan membiarkan kota ini hanya sebagai museum."
Rotherham menyebut keputusan UNESCO mengecewakan dan menyebutkan Situs Warisan Dunia lainnya yang juga dapat dianggap bersalah atas "kejahatan memodernisasi" di sekitar tengara kuno - contohnya restoran cepat saji yang ada di seberang jalan dari Piramida Giza.
"Tempat-tempat seperti Liverpool tidak boleh dihadapkan pada pilihan biner antara mempertahankan status warisan atau meregenerasi komunitas," tambahnya.
UNESCO menyatakan bahwa setiap situs yang dikeluarkan dari daftar warisan dapat mengajukan permohonan kembali dan pembatalan tidak bersifat permanen.
Namun hingga saat ini, belum pernah ada situs yang telah dihapus dari Daftar Situs Warisan Dunia UNESCO lalu kembali lagi dalam daftar bergengsi itu.
(rdy/rdy)
Komentar Terbanyak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol