Tak Hanya Jatim, Okupansi Hotel di Sulsel Juga di Bawah 10 %

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Tak Hanya Jatim, Okupansi Hotel di Sulsel Juga di Bawah 10 %

Muhammad Taufuqqurrahman - detikTravel
Rabu, 04 Agu 2021 12:40 WIB
Ilustrasi hotel
Foto: Ilustrasi hotel (Getty Images/Enes Evren)
Jakarta -

Industri perhotelan dan restoran di Sulawesi Selatan anjlok selama pandemi. Tingkat hunian hotel di bawah 10 persen dan manajemen hotel harus merumahkan sebagian karyawan mereka.

"Itu sesuatu yang tidak bisa terhindarkan karena kondisi real di lapangan bahwa tingkat huni hotel-hotel di bawah 10% dan sangat mengerikan," kata Ketua PHRI Sulsel, Anggiat Sinaga kepada detikcom, Rabu (4/8/2021).

Tidak hanya hotel, selama pandemi dan pembatasan operasi restoran juga membuat laba turun drastis hingga 70 - 80 persen.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

ADVERTISEMENT

Dengan turunnya laba dan jumlah okupansi hunian hotel, membuat pihak manajemen akhirnya memilih untuk merumahkan sebagian karyawan mereka, pemotongan gaji, hingga mengeluarkan kebijakan cuti di luar tanggungan.

"Dalam kondisi seperti salah satu cara untuk kendalikan biaya tetap hotel dan restoran adalah merumahkan karyawan dan jika pun masih tetap running gaji karyawan hanya terima 25 persen hingga 50 persen," ucapnya.

Pihaknya mengaku memahami perjuangan pemerintah untuk menekan laju pandemi dengan pembatasan aktifitas. Meski begitu, pihaknya juga meminta ada formula yang bisa dikeluarkan untuk bisa menggerakkan ekonomi.

"Tapi kami berharap sebenarnya prokes saja yang diperketat agar ekonomi bergerak dan covid juga bisa dikendalikan karena kata kunci adalah prokes yang sangat ketat dan bila perlu libatkan aparat TNI/Polri untuk melihat prokes di tengah masyarakat dan usaha," ujar dia.

Diberitakan sebelumnya, Wakil Ketua Indonesia Hotel General Manager Association (IHGMA), Wita Junifah menyampaikan tingkat okupansi hotel di Jakarta yang juga merosot. Dia merujuk pada data dari Smith Travel Research (STR) yang menunjukkan bahwa tingkat keterisian hotel level upper scale lebih buruk dari pada mid scale.

"Upper scale itu bintang 5 ke atas, okupansinya 17%. Industri perhotelan harusnya 35%. Mid scale rata-rata juga 35%," kata dia.




(elk/elk)

Hide Ads