Demi Kearifan Lokal, Sandiaga Paparkan Perlunya Digitalisasi Desa Wisata

Johanes Randy Prakoso - detikTravel
Kamis, 05 Agu 2021 19:40 WIB
Foto: (dok Kemenparekraf)
Jakarta -

Perkembangan teknologi informasi dalam era digitalisasi saat ini dinilai Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Meparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno kian membuka peluang dalam pengembangan desa wisata Nusantara.

Lewat digitalisasi, kearifan lokal yang menjadi daya tarik desa-desa wisata pun menjadi lebih sempurna. Sehingga dapat kembali membuka peluang usaha dan lapangan kerja.

Hal tersebut disampaikan Sandiaga dalam Webinar yang digelar Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Swedia bertajuk 'Generasi Muda di Era Disrupsi' pada Kamis (5/8/2021).

Dalam kesempatan tersebut, dirinya menjelaskan tentang pentingnya digitalisasi dalam pengembangan desa wisata. Selain itu, pengaruh digitalisasi yang ditegaskannya tak akan menggerus kearifan lokal yang dimiliki desa-desa wisata.

Hal itu dibuktikan lewat sejumlah desa wisata yang disambanginya beberapa waktu lalu, di antaranya Desa Penglipuran di Kecamatan Bangli, Kabupaten Bangli serta Desa Jatiluwih di Kecamatan Penebel, Kabupaten Tabanan, Bali.

"Penglipuran itu adalah desa yang terkenal sebagai desa terbersih di dunia. Sudah lebih dari 10-20 tahun dan sebelum mereka menjadi desa wisata, mereka dikenal sebagai desa adat," ungkap Sandiaga seperti dikutip detikTravel dari siaran persnya, Kamis (5/8/2021).

"Jadi adat inilah yang menjadi kekuatan mereka dan karena adat ini menjadi daya tarik wisata, Mereka juga memiliki komitmen untuk tetap melestarikan adat istiadatnya untuk menjaga kearifan lokalnya," paparnya.

Begitu juga dengan Desa Pujon Kidul di Kecamatan Pujon, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Desa yang terletak di kaki Gunung Kawi itu memiliki sebuah kafe bernama Mewah, akronim dari Mepet Sawah yang menawarkan keindahan alam pegunungan Malang.

"Di sana ada kafe Mewah, saya sudah takut saja nih, Kafe Mewah ini pasti meninggalkan kearifan lokalnya. Tapi ternyata mewah itu singkatan dari Mepet Sawah," imbuh Sandiaga.

Serupa dengan Desa Pujon Kidul, salah satu desa yang dikaguminya adalah Desa Wisata Taro di Gianyar, Bali. Desa itu katanya memperkenalkan kehidupan pedesaan di tengah pesatnya perkembangan teknologi saat ini.

"Kami justru melihat bahwa desa wisata ini adalah champion-champion (pemenang) dari menjaga kearifan lokalnya," ungkap Sandiaga.

"Justru kalau kita tidak kembangkan program desa wisata ini, hantaman dari informasi yang tidak terkurasi akan menggerus desa-desa wisata itu dan saya malah salut justru dengan desa-desa wisata ini, dengan pengelolanya milenial-milenial yang mampu menjaga kearifan lokalnya dan pemerintah hadir untuk memfasilitasi," jelasnya.

Lebih lanjut, Sandiaga yakin kalau digitalisasi desa wisata dapat membawa kearifan lokal ke level baru. Dimana malah akan memberi manfaat positif.

"Saya yakin dengan pendekatan ini justru malah desa-desa wisata ini malah akan mampu membentengi anak-anak muda kita dari dampak-dampak negatif dari digitalisasi," tutup Sandiaga.



Simak Video "Video RK Bertemu Sandiaga saat Pameran Seni Bahas soal Pariwisata"

(rdy/rdy)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork