Pemerintah Pakistan mendorong warganya untuk vaksin Covid-19 dengan paksaan. Tapi, sejauh ini cara itu ampuh meningkatkan jumlah warga tervaksin.
Diberitakan Reuters, Sabtu (7/8/2021) puluhan ribu orang mengantre di pusat vaksinasi yang ada di Pakistan. Antrean ini membentang lebih dari satu kilometer setiap harinya.
Situasi itu tidak begitu saja terjadi, ada campur tangan pemerintah dengan tangan besinya. Pemandangan ini terlihat setelah para pejabat mengumumkan hukuman bagi mereka yang tidak divaksinasi Covid-19. Di antaranya, pemblokiran ponsel dan larangan akses ke kantor, restoran, pusat perbelanjaan, dan transportasi.
'Paksaan' ini sebagai tanggapan terhadap langkah-langkah yang dirancang untuk membantu memperlambat lonjakan infeksi yang dipicu varian Delta yang telah memberi tekanan pada infrastruktur kesehatan Pakistan yang buruk.
Di negara yang memiliki sejarah antivaksinasi yang panjang, petugas kesehatan mengatakan banyak yang mengantre lebih takut dengan pembatasan dari pada virus. Beberapa orang sudah mulai 1 Agustus sementara yang lain mulai pada 30 Agustus.
"Saya pribadi tidak takut dengan Corona," kata bankir Abdul Rauf ketika dia berdiri dalam antrean di pusat vaksinasi di Karachi selatan.
Rauf memakai masker selama mengantre, tapi pemakaiannya tidak tepat. Dia membiarkan masker cuma sampai dagu.
"Gaji kami akan dihentikan, SIM kami akan diblokir, jadi semua hal ini ada di luar sana, jadi itu sebabnya saya menyelesaikan dosis kedua saya," dia menambahkan.
Pakistan memiliki sejarah anti-vaksinasi yang panjang. Pakistan dan negara tetangganya Afghanistan adalah satu-satunya negara di dunia di mana polio masih menjadi penyakit endemik. Ditambah lagi keragu-raguan terhadap COVID-19 sangat tinggi.
Dari populasi 220 juta, hanya 6,7 juta orang yang telah divaksinasi penuh, menurut Pusat Komando dan Operasi Nasional (NCOC), sebuah badan yang dijalankan militer yang mengawasi operasi COVID-19.
Pemerintah federal Pakistan akhir bulan lalu mengumumkan akan melarang staf memasuki kantor publik, sekolah, restoran, transportasi, pusat perbelanjaan dan perjalanan udara tanpa sertifikat vaksinasi. Pengumuman itu mendorong kenaikan cepat dalam tingkat vaksinasi, yang mencapai satu juta per hari minggu lalu.
"Saya datang ke sini dan mendapatkan kartu ini setelah mendapatkan vaksinasi, hanya karena saya harus bepergian ke luar negeri, dan saya tidak akan bisa bepergian tanpa melakukan ini," kata Mohammad Atiq Qureshi, seorang pengacara di Karachi.
Pemerintah daerah di provinsi selatan Sindh bahkan melangkah lebih jauh. Memperingatkan bahwa mereka dapat menahan gaji pegawai pemerintah dan memblokir kartu SIM ponsel orang kecuali mereka memiliki sertifikat yang diperlukan.
"Ada sebagian kecil yang datang untuk mendapatkan suntikan karena takut penyakit atau untuk keselamatan mereka, tetapi sebagian besar orang datang karena takut bisnis mereka ditutup ... SIM mereka akan diblokir," kata Dr Jamila, seorang petugas kesehatan di salah satu pusat vaksinasi di Pakistan.
Pakistan pada hari Kamis melaporkan 5.661 kasus COVID-19 baru, jumlah satu hari tertinggi dalam lebih dari tiga bulan, dan 60 kematian. Sekitar 70% dari kasus baru adalah varian Delta dan lebih dari 4.000 orang dalam kondisi kritis, kata para pejabat.
Negara ini telah mencatat lebih dari satu juta infeksi dan sekitar 23.600 kematian sejak awal pandemi.
Simak Video "Video: 216 Tahanan Kabur dari Penjara di Pakistan saat Gempa Bumi"
(sym/fem)