Kisah Pramuwisata Kulon Progo, Alih Profesi-Jual Aset Demi Bertahan Hidup

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Kisah Pramuwisata Kulon Progo, Alih Profesi-Jual Aset Demi Bertahan Hidup

Jalu Rahman Dewantara - detikTravel
Kamis, 19 Agu 2021 20:30 WIB
Pelaku wisata di Kulon Progo.
Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) Kulon Progo, Suwardiyono (Jalu Rahman Dewantara/detikcom)
Kulon Progo -

Pandemi COVID-19 yang tak kunjung usai mengharuskan para pramuwisata di Kulon Progo, DIY beralih profesi. Tak sedikit dari mereka terpaksa menjual aset-aset berharga untuk bertahan hidup di tengah masa pagebluk ini.

Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) Kulon Progo, Suwardiyono mengungkapkan sejak pandemi melanda yang kemudian melumpuhkan aktivitas pariwisata, banyak dari rekan seprofesinya menganggur.

Untuk mencukupi kehidupan sehari-hari, sebanyak 60 pemandu wisata di bawah naungan HPI Kulon Progo mencoba mencari penghasilan lain, seperti berjualan sayuran, buka warung angkringan hingga jadi penjaja gorengan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Di masa pandemi ini, banyak dari kami yang mencari penghasilan di luar pekerjaan kepemanduan, mulai dari jualan sayur, buka angkringan dan apapun yang bisa kami manfaatkan untuk menghidupi keluarga kami," ucapnya kepada wartawan, Kamis (19/8/2021).

"Dan bagi yang tidak punya pekerjaan pengganti, paling jual motor. Ya ada yang sampai jual motor, karena dengan kondisi saat ini untuk kehidupan kami memang harus dicukup-cukupkan dengan cara itu," sambungnya.

ADVERTISEMENT
Pelaku wisata di Kulon Progo.Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) Kulon Progo, Suwardiyono (Jalu Rahman Dewantara/detikcom)

Meski begitu lanjut Suwardiyono, penghasilan dari usaha pengganti itu masih jauh di bawah pendapatan sebagai pemandu wisata. Dalam sebulan seorang pemandu kata dia, bisa meraup setidaknya Rp2-3 juta untuk sekali trip. Sedangkan saat ini dengan penghasilan pengganti, untuk memperoleh nominal segitu sangatlah sulit.

"Yang pada awalnya pemandu bisa diprediksi satu bulan paling tidak jalan 5-6 kali trip. Nah itu kira-kira 1 trip kita bisa bawa uang sekitar Rp2-3 juta. Kemudian saat ini dalam satu bulan kami tidak bisa tembus Rp 1 juta," ucapnya.

Dengan penghasilan yang minim itu, pemandu wisata harus bisa memutar otak untuk menekan pengeluaran yang tak ada habisnya. Belum lagi, bagi pemandu yang telah berkeluarga dan memilik anak usia sekolah.

"Dari penghasilan sekarang, yang penting kami bisa tetap makan dan bisa bayar sekolah anak, karena dalam satu bulannya walaupun tidak masuk sekolah tapi ada BDR (Belajar di Rumah) yang perlu paket data, dan untuk teman-teman kami yang punya anak-anak usia SMA sekarang bayarnya (uang sekolah) full, tidak ada potongan apapun," ucapnya.

Selanjutnya: Bantuan yang memperpanjang hidup

Dapat Bantuan untuk Perpanjang "Nafas"

Suwardiyono mengatakan tak sedikit bantuan diterima para pramuwisata di Kulon Progo. Bantuan yang meliputi materi dan sembako itu datang dari pelbagai pihak, mulai dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, DPD HPI DIY, hingga kalangan DPRD DIY, salah satunya anggota Fraksi PDIP, Novida Kartika Hadi

Dengan adanya bantuan ini menurut Suwardiyono bisa memperpanjang nafas para pramuwisata untuk bertahan lebih lama lagi. "Kami sangat bersyukur tetap dapat bantuan karena sangat bermanfaat buat kami dan keluarga," ucapnya.

Sementara itu, Novida Kartika Hadi mengatakan telah bertemu langsung dengan para pramuwisata Kulon Progo yang terdampak pandemi. Dalam pertemuan yang dilangsungkan hari ini, ia menyarankan para pramuwisata agar mau beralih sementara membuka usaha baru yang nantinya akan diberikan bantuan modal usaha serta pelatihan.

"Teman-teman (pramuwisata) tadi ada diversi usaha untuk beralih ke usaha lain, walaupun usaha itu notabene adalah usaha kedua dari pekerjaan mereka sebagai pemandu wisata. Tadi kami tawarkan juga kepada teman-teman itu bahwa kami siap membantu. Kita juga punya aspirasi untuk teman-teman wirausaha mandiri yang baru jadi UMKM, kita siap fasilitasi bantuan modal dan pelatihan," ucapnya.

Menurutnya langkah membuka usaha baru bagi pramuwisata sangat penting untuk menambal kosongnya penghasilan selama pandemi Corona melanda. "Kalau mereka (pramuwisata) menginginkan itu (bantuan modal usaha dan pelatihan) kita siap. Biar mereka ada usaha lain daripada harus menunggu wisata yang tidak jelas kapan dibukanya," ujarnya.

Selain berdialog, NKH sapaan akrabnya juga membagikan bantuan berupa paket sembako sebanyak 100 buah kepada para pramuwisata. "Kebetulan selama pandemi ini kami ada berbagai kegiatan penyaluran bantuan sosial, salah satunya kepada teman-teman pemandu wisata," pungkasnya.



Simak Video "Mengalami Insiden Terperosok di Air Saat Bermain Offroad di Yogyakarta"
[Gambas:Video 20detik]

Hide Ads