TRAVEL NEWS
'Hutan Buatan' di Dasar Laut Siprus

Seorang seniman ingin melakukan 'reboisasi' di dalam laut. Dia pun menempatkan patung-patung di dasar laut yang gersang.
Kolaborasi seniman dengan alam memang menarik. Seperti yang dilakukan Jason deCaires Taylor yang meluncurkan proyek subakuatik terbarunya. Sebelumnya dia melakukan proyek ini di Taman Patung Bawah Air Molinere Bay di Grenada dan Taman Laut Nasional Pulau Mujeres.
Dilansir dari CNN, Jumat (20/8/2021) dia meluncurkan hutan di pantai Pernera di Ayia Napa, Siprus. Proyek Museum of Underwater Sculpture di Cyprus (Musan) yang terdiri dari 93 patung ini menghabiskan dana sebesar Rp 15,9 Miliar.
![]() |
Tujuan Taylor membangun kembali 'ruang alami' dan 'menghijaukan kembali daerah tandus' melalui instalasi, untuk mengeksplorasi hubungan antara manusia dan alam. Beberapa instalasi yang ditampilkan berbentuk pohon besar dengan berat hingga 13 ton serta patung anak-anak yang bermain petak umpet.
"Saya mencoba memasukkan sebanyak mungkin referensi tentang perubahan iklim dan hilangnya habitat serta polusi, karena itu benar-benar masalah penting di era kita," kata Taylor kepada CNN Travel.
"Saya agak berharap instalasi ini meninggalkan harapan bagi pengunjung dan perasaan bahwa dampak manusia tidak selalu negatif. Bahwa kita dapat mengubah sejumlah kerusakan yang telah kita lakukan. Tapi saya juga berharap instalasi ini menanamkan beberapa pesan lain tentang bertanggung jawab. Ini benar-benar tentang menjaga masa depan generasi muda," ujarnya.
Proyek ramah laut
Proyek ini tidaklah merusak kehidupan air laut. Setiap patung yang diturunkan ke bawah permukaan dengan crane, dibuat dengan bahan pH netral yang menarik kehidupan laut dan ditempatkan pada kedalaman yang berbeda. Jadi kehadiran instalasi ini nanti akan diperkaya secara alami oleh keanekaragaman hayati di area tersebut.
"Instalasi ini dirancang untuk ditumbuhi. Setelah lima atau enam hari, saya sudah bisa melihat lapisan tipis dari ganggang di masing-masing kepala patung dan mereka sudah penuh dengan ikan kecil. Jadi ini sangat, sangat menggembirakan. Saya benar-benar menantikan untuk kembali dalam beberapa bulan dan melihat bagaimana instalasi ini bisa berkolaborasi dengan kehidupan laut," jelas Taylor.
Taylor menghabiskan dua hingga tiga tahun membangun MUSAN, yang seharusnya dibuka tahun lalu. Tetapi peluncurannya tertunda karena pandemi virus Corona.
"Kami mulai membangun proyek di Siprus pada Maret tahun lalu. Waktu terburuk. Kami memiliki banyak kesulitan, mulai dari urusan penerbangan, pengemasan materi dan pemindahan patung. Ini tentu saja merupakan salah satu proyek paling menantang yang pernah saya lakukan," ujarnya.
Pameran di MUSAN sebenarnya dimulai di darat, kemudian dari pintu masuknya di pantai Pernera lalu menyusuri jalur menurun menuju instalasi di bawah laut. MUSAN bisa diakses dengan snorkeling atau diving.
Taylor berharap bahwa instalasi seninya akan memikat lebih banyak pengunjung ke kawasan pesisir yang dilindungi di Siprus.
"Kawasan ini jelas sangat berbeda dari tempat lain. Ini bukan daerah tropis, di mana kita memiliki terumbu karang dan semua habitat yang dibawanya, ini lebih merupakan daerah beriklim sedang.
"Jadi ini akan menarik spesies kehidupan laut yang berbeda, dan ini adalah salah satu karya pertama yang saya lakukan di mana pekerjaan mulai dari dasar laut hingga ke permukaan laut, dengan elemen terapung.
"Pohon terapung bergerak mengikuti arus, mereka sangat dekat ke permukaan." jelasnya.
Klik Selanjutnya