Untuk Pertama Kalinya, Hujan Turun di Puncak Bersalju Greenland

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Untuk Pertama Kalinya, Hujan Turun di Puncak Bersalju Greenland

Wahyu Setyo Widodo - detikTravel
Sabtu, 21 Agu 2021 07:15 WIB
ILULISSAT, GREENLAND - AUGUST 04: Icebergs float in Disko Bay at sunset on August 04, 2019 near Ilulissat, Greenland. The Sahara heat wave that recently sent temperatures to record levels in parts of Europe has also reached Greenland. Climate change is having a profound effect in Greenland, where over the last several decades summers have become longer and the rate that glaciers and the Greenland ice cap are retreating has accelerated.   (Photo by Sean Gallup/Getty Images)
Foto: Ilustrasi Greenland (Getty Images)
Greenland -

Untuk pertama kalinya dalam sejarah, hujan turun di puncak gunung bersalju Greenland. Hujan tersebut merupakan yang terderas sejak terakhir hujan di tahun 1950.

Iklim di Greenland sekarang sudah tidak seperti dulu. Suhu Greenland kini sudah mulai menghangat. Udara hangat memicu turunnya hujan deras di Greenland.

Tak tanggung-tanggung, menurut para ahli, hujan deras tersebut memuntahkan sekitar 7 miliar ton air di atas permukaan gunung es Greenland yang tertutup salju.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dilansir dari CNN, Sabtu (21/8/2021), menurut data dari National Snow and Data Centre Universitas Colorado, akibat hujan deras itu, massa es yang hilang mencapai tujuh kali lipat dari jumlah rata-rata di tahun ini.

Ted Scambos, peneliti senior National Snow and Ice Data mengungkapkan, hujan deras tersebut merupakan bukti nyata meningkatnya suhu di Greenland secara drastis.

ADVERTISEMENT

"Apa yang terjadi sekarang bukanlah akibat satu atau dua dekade perubahan pola iklim. Ini adalah sesuatu yang tidak pernah terjadi sebelumnya," ujar Scambos.

Jennifer Mercer, kepala Polar Programs di National Science Foundation, mengatakan akibat hujan deras tersebut, operasional dari stasiun penelitian Summit Station akan berubah. Jennifer memprediksi hujan tersebut akan terjadi lagi dan lagi.

"Meningkatnya suhu, termasuk melelehnya es, angin yang bertiup kencang dan sekarang hujan deras, selama 10 tahun terakhir terjadi di luar batas yang kita kategorikan normal. Dan ini sepertinya terjadi lagi dan lagi," ujar Mercer.

"Itu berarti kita harus memperhatikan keadaan cuaca yang kita tidak pernah alami sebelumnya, sepanjang sejarah kita beroperasi di sini," Mercer menambahkan.

Summit Station merupakan stasiun penelitian yang berdiri di titik tertinggi di dataran Greenland. Di stasiun ini, para peneliti bisa mengamati perubahan iklim yang ekstrem sejak didirikan pada tahun 1989.




(wsw/fem)

Hide Ads