Washington -
Pernahkah Anda membayangkan memakan sarapan telur gulung di penerbangan pagi hari? Atau, pernahkah memakan makanan pesawat dalam porsi lengkap seperti hidangan di darat?
Diberitakan CNN, Jumat (27/8/2021) begitulah secuil keadaan zaman keemasan makanan minuman di kabin pesawat. Karena, begitu sedikit makanan jadi yang cuma dipanaskan.
Saat ini atau sebelum pandemi Covid-19 melanda, makanan yang disajikan saat penerbangan jarak jauh adalah makanan siap saji, dibungkus plastik. Porsinya terbilang kecil dan jika ada salad maka hanya potongan-potongan kecil saja.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lalu, siapa yang akan meminum jus atau yogurt pada tengah malam sebagai penutup?
Tapi bandingkan dengan menu kaviar Beluga yang dingin atau ikan Salmon Nova Scotia asap. Di akhir hidangan, pramugari akan menawarkan cerutu atau rokok Amerika atau Eropa sebagai penutup.
Mari kembali di era emas penerbangan? Menu makan malam adalah layanan yang sangat berbeda dengan saat ini.
 Pramugari Sweeney mengaduk telur di pesawat (Foto: CNN) |
Baca selanjutnya
Seorang wanita yang tahu keadaan ini lebih dari kebanyakan pramugari adalah Anne Sweeney. Dia terbang kru Pan Am dari tahun 1964-1975 dan telah melanglang buana ke semua benua.
"Semua penerbangan Pan Am adalah rute internasional dan kami pergi ke setiap benua kecuali Antartika. Saya suka Maroko, Paris, Beirut, Bangkok, Tahiti dan Hong Kong," terang Sweeney.
"Favorit lain adalah London di mana saya jadi staf darat selama enam tahun. Kota-kota lain saya singgahi dari tahun 1967-68," imbuh dia.
Kata dia, layanan makanan adalah bagian penting dari pengalaman penerbangannya. Pramugari dituntut keterampilan nyata dalam memasak bahkan saat berada di dapur bagian belakang pesawat.
"Sekitar 70% program pelatihan selama lima minggu kami habiskan untuk mempelajari sajian makanan dan layanan karena kami tidak hanya menarik sesuatu yang sudah dimasak dari laci," kata Sweeney.
 Makanan pesawat Singapore Airlines (Foto: CNN) |
"'Gadis Galley' di kelas satu harus mengatur troli dan memasak makanan pembuka hingga daging sapi panggang. Kami juga memasak telur bagi yang memesan untuk sarapan. Dan salah satu tugas dapur terburuk sebenarnya berebut telur di lorong!" terang dia.
"Pada tahun 1950 dan 60-an penerbangan internasional sangat mahal dan hal itu dicerminkan dalam menu makanan. Karena banyak makanan rumit berbahasa Prancis. Tapi pada tahun 1970-an, ada perubahan yang lebih santai ketika terbang menjadi semakin terjangkau dengan adanya Boeing 747," imbuh dia.
Simak Video "Video: Pesawat Air India yang Jatuh di Ahmedabad Bawa 242 Orang"
[Gambas:Video 20detik]
Komentar Terbanyak
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol
Tragedi Juliana di Rinjani, Pakar Brasil Soroti Lambatnya Proses Penyelamatan