Setelah pendudukan ibu kota Kabul oleh Taliban, mimpi buruk seakan terjadi di Afghanistan. Salah satunya dikisahkan oleh seorang tour guide atau pemandu wisata wanita di Afghanistan.
Adalah Ima (bukan nama sebenarnya), seorang wanita Afghanistan yang sehari-harinya berprofesi sebagai seorang tour guide. Mungkin tak pernah terbayangkan olehnya, akan datang hari Taliban dapat berkuasa penuh di negara kelahirannya itu.
Sejak lama, agresi kelompok Islam konservatif Taliban memang menjadi momok bagi banyak orang di Afghanistan. Khususnya, kaum hawa yang sangat mengalami represi di bawah kelompok Taliban.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sayang, citra Taliban yang konservatif itu seakan masih belum sirna di bawah janji-janji terbaru mereka yang terdengar progresif. Setidaknya, rasa takut itu masih dirasakan oleh Ima.
Ima pun membagikan cerita pribadinya saat Taliban berhasil menguasai Kabul beberapa waktu lalu. Adapun Ima menulis kisahnya bukan tanpa resiko, dimana detikTravel telah meminta izin dari Ima untuk mempublikasikan kisahnya pada Rabu (1/9/2021).
Diceritakan oleh Ima, awalnya ia sempat menghapus unggahannnya. Hanya saja atas desakan beberapa teman, ia memberanikan diri untuk membagikan kisahnya pada dunia.
Dia memulai kisahnya dari awal pendudukan Taliban. Saat ini, dia mengungsi di rumah kenalannya yang berada di Kabul. Dia mengungsi di sana tanpa kepastian.
Diceritakan, mimpi buruk yang dialaminya dimulai pada pukul 01:00 malam waktu setempat di tanggal 15 Agustus 2021. Ketika kabar Taliban menguasai Kabul beredar, pemilik asrama tempatnya tinggal mengetuk kencang pintu kamar Ima dan menyuruhnya segera pergi.
Alasannya, sang pemilik asrama tak dapat menjamin keselamatan Ima apabila Taliban datang. Tanpa punya pilihan, ia dan banyak masyarakat lainnya pergi berhamburan di jalan Kabul tanpa punya tempat berlindung.
Di momen penuh kekacauan itu, Ima juga tidak mengenakan hijab. Tak sedikit pria yang mempertanyakan soal itu dan Taliban sangat kontra dengan itu.
"Setiap pria menanyaiku, apa aku gila atau ingin mati?" tulisnya.
Simak juga video 'Taliban Terus Bujuk China Untuk Investasi di Afghanistan':
Selanjutnya: Nasib Ima kini
Di tengah kegelapan malam, Ima hanya bisa berjalan tanpa tujuan selama tiga jam. Beruntung, pemilik operator tur tempatnya bekerja menelpon Ima dan menyuruhnya menginap di rumahnya.
Tanpa pikir panjang, Ima segera memberhentikan taksi dan pergi menuju rumah bosnya itu. Di kegelapan malam, ia hanya bisa pasrah menyaksikan Taliban di jalanan.
Sambil berdoa, Ima hanya berharap agar Taliban tidak memergoki taksi yang ditumpanginya. Tentu saja, hal buruk hingga kematian bisa saja datang tanpa diduga jika hal itu terjadi.
Dari rumah bosnya, Ima bercerita perihal hidupnya yang sangat berbeda pasca pendudukan Taliban. Pribadi, ia merasa seperti burung yang tertahan di dalam sebuah sangkar.
"Satu waktu saya adalah seorang pemandu tur wisata Afghanistan untuk dunia. Sekarang saya merasa seorang diri. Tak punya pekerjaan, tak bisa sekolah, tak bisa melakukan hobi, tidak bahagia, tak punya teman, tak punya keluarga dan hanya bisa menanti masa depan yang tak pasti," tulisnya.
"Betapa sempit dunia dimana kamu bisa bicara dengan semua orang, tapi nyatanya kamu tak bisa pergi ke manapun. Pekerjaanku satu-satunya adalah mencoba bertahan hidup," kata dia.
Kisah pilu yang dialami Ima sekaligus menceritakan ngerinya represi dari kelompok Taliban. Yang sebegitu hebatnya hingga dapat menekan hak dan kebebasan dari masyarakat Afghanistan.
Tentunya kita tidak bicara soal agama di sini, melainkan hak asasi manusia dan kebebasan untuk berkegiatan dan menyuarakan pendapat. Namun, semua seakan sirna di balik ketakutan akan segala kemungkinan buruk yang mengetuk dari balik pintu.
Semoga segenap rakyat Afghanistan dilindungi dan diberi kekuatan di tengah masa sulit ini.
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!