Peduli Lindungi Jadi Syarat Masuk Wisata, Kulon Progo Terkendala Susah Sinyal

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Peduli Lindungi Jadi Syarat Masuk Wisata, Kulon Progo Terkendala Susah Sinyal

Jalu Rahman Dewantara - detikTravel
Selasa, 07 Sep 2021 16:50 WIB
Berdasarkan aplikasi peduli lindungi pukul 14.17 sebanyak 8.351 orang berada di Grand Indonesia dari total kapasitas 140.238 selama PPKM Level 3.
Ilustrasi aplikasi Pedulilindungi (Foto: Agung Pambudhy)
Kulon Progo -

Penerapan PeduliLindungi untuk destinasi wisata ternyata ada kendala besar. Yaitu sinyal, seperti destinasi wisata di Kulon Progo yang banyak tidak bersinyal.

Penerapan aplikasi Peduli Lindungi sebagai syarat masuk ke berbagai ruang publik, salah satunya tempat wisata mendapat sorotan dari para pengelola wisata di Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Mereka menyebut penggunaan aplikasi ini bakal sukar terlaksana karena mayoritas destinasi wisata di Kulon Progo berada di kawasan blank spot atau susah sinyal.

"Kami selaku pengelola wisata kalau memang itu (PeduliLindungi) menjadi syarat untuk masuk destinasi kami tidak ada masalah. Tapi memang di tempat tertentu ada yang hanya bisa untuk salah satu operator celluler, jadi mungkin ada solusi lain juga yang harus diterapkan," kata pengelola Wisata Pule Payung, Kapanewon Kokap, Eko Purwanto, Selasa (7/9/2021).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Eko mengatakan kehadiran sinyal sangat penting krusial dalam kelancaran penggunaan aplikasi Peduli Lindungi. Namun di tempat wisata seperti Pule Payung dan sekitarnya yang berada di kawasan perbukitan, sinyal sulit diperoleh sehingga ia pesimis penggunaan aplikasi ini dapat optimal.

Karena itu, Eko meminta ada solusi lain sebagai antisipasi kendala tersebut. Semisal syarat masuk dipermudah dengan hanya scan barcode kartu vaksin. "Misal scan barcode kartu vaksin, itu akan jauh lebih cepat daripada harus masukkan data NIK di aplikasi Peduli Lindungi. Karena saya udah lama install aplikasi ini (PeduliLidungi) kadang masih ngebug gitu," ujarnya.

ADVERTISEMENT

Dihubungi terpisah, Kepala Dinas Pariwisata Kulon Progo, Joko Mursito mengakui bahwa masih ada destinasi wisata berada di kawasan susah sinyal sehingga akan menyulitkan penerapan aplikasi Peduli Lindungi. Adapun destinasi wisata yang masuk area susah sinyal mayoritas berada di sisi utara, yang merupakan kawasan dataran tinggi dengan gugusan perbukitan.

"Kondisi tersebut menjadi salah satu kekhawatiran bagi pemerintah maupun pengelola wisata ketika aplikasi Peduli Lindungi menjadi syarat untuk masuk ke destinasi. Untuk itu perlu penyiapan dari segala aspek, mulai dari sumber daya manusianya hingga sarana dan prasarana pendukung aplikasi PeduliLindungi," ucapnya.

Terlepas dari persoalan itu, Dispar kata Joko bakal tetap menggencarkan sosialisasi Peduli Lindungi untuk kawasan wisata. Pihaknya juga melakukan pelatihan bagi para petugas pengelola wisata agar ketika diterapkan nanti aplikasi Peduli Lindungi bisa berjalan optimal dan tidak membingungkan pengelola wisata maupun wisatawan.

"Petugas di TPR harus diberi pemahaman dulu tentang aplikasi tersebut, agar tidak kebingungan Selain itu, jaringan internet juga harus dipersiapkan untuk mendukung aplikasi tersebut," katanya.

Sementara itu, Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kulon Progo, Rudiyatno menyampaikan, bahwa pihaknya terus berupaya agar semua wilayah di Kulon Progo utamanya wilayah utara bebas dari blank spot. Pihaknya bakal berkoordinasi dengan penyedia layanan internet untuk penyiapan penerapan aplikasi PeduliLindungi di destinasi wisata.

"Kami akan lakukan uji kelayakan terlebih dahulu di sejumlah objek wisata, sehingga penggunaan dan pemanfaatan aplikasi Peduli Lindungi ini bisa maksimal," ucapnya.

Sebelumnya Menko Kemaritiman dan Investasi (Marves) Luhut Binsar Pandjaitan mengungkapkan rencana pemerintah memperluas penggunaan aplikasi PeduliLindungi. Luhut mengatakan aplikasi PeduliLindungi juga akan bermigrasi ke Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) pekan ini.

"Ke depan penggunaan platform PeduliLindungi nanti akan terus digunakan dan diluaskan, sehingga diwajibkan bagi seluruh akses publik yang melakukan penyesuaian tanpa terkecuali," kata Luhut dalam konferensi pers yang disiarkan langsung di kanal YouTube Kemenko Marves, Senin (30/8/2021).

Sebagai informasi, PeduliLindungi adalah aplikasi yang dirancang Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) dan Kementerian BUMN untuk digunakan Kementerian Kesehatan dan Gugus Tugas dalam mengatasi pandemi COVID-19 di Indonesia.

Aplikasi ini dikembangkan untuk menghentikan penularan COVID-19. Adapun aplikasi ini mengandalkan kepedulian (peduli) dan partisipasi masyarakat untuk saling membagikan data lokasi atau pun vaksinasi dan riwayat COVID-19 saat bepergian agar penelusuran riwayat kontak dengan penderita COVID-19 dapat dilakukan.




(sym/sym)

Hide Ads