Miris! Curhat Pengelola Rafting Magelang: Perahu Bolong-bolong Dimangsa Tikus

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Miris! Curhat Pengelola Rafting Magelang: Perahu Bolong-bolong Dimangsa Tikus

Eko Susanto - detikTravel
Rabu, 08 Sep 2021 06:12 WIB
Perahu pengelola rafting Magelang digigit tikusk
Perahu-perahu untuk arung jeram milik Elo Rivers Rafting banyak yang rusak. (Eko Susanto/detikcom)
Magelang -

Pandemi virus Corona berdampak kepada pengelola rafting di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Sampai-sampai perahu yang tidak pernah dipakai rusak akibat dimakan tikus.

Dampak itu dirasakan oleh Elo Rivers Rafting. Operator itu mengoperasikan perahu buat wisatawan yang ingin menikmati arung jeram di Sungai Elo.

Sungai Elo menjadi salah satu lokasi rafting favorit bagi pemula maupun keluarga. Terlebih lagi, lokasi rafting di Sungai Elo tidak jauh dari Candi Borobudur.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kami selaku pengelola rafting terutama di wisata sangat-sangat merasakan (dampak wabahCovid-19). Kalau bahasa parahnya bisa sangat-sangat terpukul karena selama dua tahun sama sekali tidak bisa operasional," kata General Manager Elo Rivers, Agus Frihanto kepada wartawan saat ditemui di rumahnya Desa Progowati, Kabupaten Magelang, Selasa (7/9/2021).

"Jadi, otomatis semua perlengkapan, pemeliharaan akan terbengkalai karena sama sekali tidak ada pendapatan," Agus menambahkan.

ADVERTISEMENT

Agus bilang alokasi untuk perawatan perlengkapan harus dialihkan untuk mencukupi kebutuhan hidup. Akibatnya sangat fatal. Sebanyak tiga perahu rusak.

"Di awal tiga bulan pertama, kami berharap pandemi akan selesai, tetapi ternyata berlanjut sampai detik ini kami belum bisa operasional. Di bulan keempat (awal pandemi), kami sudah mengalami penyusutan perahu sebanyak tiga perahu yang dimakan tikus," ujar Agus.

Perahu pengelola rafting Magelang digigit tikuskPerahu pengelola rafting Magelang digigit tikus (Eko Susanto/detikcom)

Saat diketahui ada tiga unit perahu yang dimakan tikus, manajemen tidak bisa langsung memperbaiki. Sebabnya, biaya perbaikan sangat mahal.

"Satu unit perahu bisa menelan biaya perbaikan Rp 6 juta, minimal Rp 4 juta. Itu baru perahu, belum termasuk pelampung yang selama tidak dipakai bentuknya akan berubah menjadi kaku, kemudian daya apungnya juga akan berkurang. Kemudian, secara estetika juga kalau orang Jawa bilang tayumen (jamuran)," ujarnya.

Agus menuturkan, Elo Rivers memiliki 42 unit perahu. dengan jumlah perahu itu, Elo Rivers boleh dibilang merupakan oeprator rafting dengan koleksi perahu paling banyak.

Kini, total 14 perahu untuk arung jeram mengalami kerusakan.

"Dengan 42 unit perahu yang kami miliki, selama dua tahun ini yang rusak terlihat tadi 10, kemudian terdeteksi awal tahun ini ada satu perahu lagi rusak. Jadi, jadi 11 perahu yang rusak. Kemudian yang di basecamp Panjiwo ada tiga. Jadi, total perahu yang rusak 14 unit," ujar dia.

"Rata-rata kerusakan karena tidak dipakai, ada yang dimakan tikus, ada yang karena pendinginan air itu lemnya lepas. Kemudian, ada juga yang karena tekanan terlalu tinggi dengan cuaca panas seperti ini muai kemudian mbledos atau meletus," kata Agus.

Agus menambahkan di dekat rumahnya ada gudang yang digunakan untuk menyimpan perahu, pelampung, dayung maupun perlengkapan rafting lainnya. Adapun perawatan yang dilakukan sekarang ini sudah memenuhi standar yang ada.

"Teknik perawatan sebenarnya sudah memenuhi standar perawatan perahu karena penyimpanan perahu dengan kondisi ada angin, tekanannya tidak terlalu tinggi, tapi juga tidak terlalu kempes," ujar dia.

Halaman berikutnya >>> Pemandu Alif Profesi

Agus mengatakan dengan koleksi 42 perahu itu, Elo Rivers memiliki 42 orang pemandu. Tetapi, karena wabah Covid-19 yang mengakibatkan tempat wisata tutup, para pemandu itu beralih pekerjaan.

"Dengan kondisi seperti ini, kami tidak bisa menghidupi mereka untuk memenuhi kebutuhan keluarga dan kami tidak bisa memberikan insentif kepada mereka. Mereka ada yang jadi tukang batu, ada yang mencari burung untuk dijual dan mencari ikan dan sebagainya," ujarnya.

"Kami belum bisa memberikan pekerjaan, mohon teman-teman (pemandu) mengerti dan silakan eksplorasi untuk mencari pekerjaan sampingan terlebih dahulu sampai pandemi ini selesai," kata dia.

Perahu pengelola rafting Magelang digigit tikuskPerahu pengelola rafting Magelang digigit tikusk Foto: (Eko Susanto/detikcom)

Jika nantinya kondisinya sudah membaik dan normal kembali, para pemandu ini akan ditarik kembali. Kemudian sebelum pandemi, rata-rata per bulan 150 unit sampai 200 perahu yang disewa.

Adapun sekali rafting tarifnya berkisar Rp 650.000 sampai Rp 950.000. Kemudian rafting di Sungai Elo termasuk jalur favorit.

"Iya (favorit) karena sangat aman untuk keluarga dan pemula tadi. Yang paling bagus lagi karena dia (Sungai Elo) dekat magnet yaitu Candi Borobudur dan wisata yang lain," kata Agus.

"Kami berharap segera berlalu agar kami bisa buka dan beraktivitas kembali. Bisa membangun ekonomi terutama daerah kami dan terutama Magelang agar wisata kembali bergeliat dan bisa eksis kembali, hidup normal seperti sedia kala," dia menambahkan.



Simak Video "Beristirahat Sejenak di Rest Area Selama Petualangan Rafting di Wonosobo"
[Gambas:Video 20detik]

Hide Ads