Sandiaga: Turisnya Rindu Puncak, Jangan Getok 100 Ribu Cuma Buat Kopi

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Sandiaga: Turisnya Rindu Puncak, Jangan Getok 100 Ribu Cuma Buat Kopi

Ahmad Masaul Khoiri - detikTravel
Kamis, 09 Sep 2021 15:25 WIB
Cirebon -

Fenomena oknum pedagang di Puncak yang menggetok turis juga menjadi perhatian Menparekraf Sandiaga Uno. Ia ingin tiada lagi aksi menggetok harga.

Sandiaga menjelaskan bahwa harga kopi Rp 100.000 terlalu tinggi. Maka harus ada rincian yang jelas terkait uang yang dikeluarkan tamu.

"Jadi kalau misalnya kopinya nilainya Rp 20-25 ribu, untuk charger diberikan biayanya, maupun untuk beristirahat. Dan bisa disediakan kursi-kursi bagi yang kelelahan atau sampai 2-3 jam di tempat itu sembari menunggu kemacetan," terang Sandiaga, menjawab pertanyaan detikcom, Kamis (9/9/2021) saat dalam perjalanan menuju Cirebon menggunakan Kereta Api Istimewa.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Jadi jangan 100 ribunya itu hanya kopi. Karena selayaknya harga pokok kopi sewajarnya adalah mungkin harganya Rp 20-25 ribu, sisanya harus dicarikan pemahaman yang sama," imbuh dia.

Sandiaga menyebut keramaian di Puncak bisa diklasifikasikan sebagai peluang untuk mendatangkan satu keuntungan bersama. Karena, memang kemacetan dan padatnya kunjungan di wilayah Puncak mengakibatkan tentunya kebutuhan dari para pengunjung untuk beristirahat dan lain sebagainya

ADVERTISEMENT

"Nah, tapi harus disosialisasikan dengan baik dan harus kehadiran pemerintah dirasakan untuk memberikan pelatihan pendampingan kepada para warung kopi tersebut untuk memberikan layanan terbaik," jelas dia.

Jika para pedagang memberi tahu adanya beberapa layanan berbayar, maka traveler dikatakan Sandiaga tak akan merasa digetok.

"Sehingga para pengunjung nggak merasa digetok dan para pengelola warung kopi tersebut juga menyediakan produk layanan yang sesuai permintaan pasar dengan ganjaran dan biaya yang selayaknya. Ini yang perlu disosialisasikan dan diberikan pemahaman," terang dia.

"Namun kalau konsepnya menggetok seperti yang terjadi di beberapa daerah, nah ini yang harus kita hindarkan. Kita harus hadirkan rasa aman dan nyaman," tegas Sandiaga.

"Karena pariwisata Puncak adalah bagian dari pariwisata yang personalize, customize, localized dan smaller in size. Jadi mereka rata-rata menggunakan kendaraan pribadi baik motor maupun mobil dan mereka mencari kesempatan menghilangkan kepenatan," urai Sandiaga.

Setelah PPKM berminggu-minggu, kunjungan mereka ke destinasi ke Puncak itu, dikatakan Sandiaga, seperti melepas rindu. Mereka hanya minum kopi, duduk sejenak menikmati alam itu sudah dianggap hiburan yang begitu mengesankan.

"Tinggal dicari suatu pemahaman. Ini pemerintah harus hadir dalam bentuk pelatihan dan pendampingan," pungkas Sandi.



Simak Video "Video: 88 Ribu Kendaraan Masuki Kawasan Puncak di H+2 Lebaran"
[Gambas:Video 20detik]

Travel Highlights
Kumpulan artikel pilihan oleh redaksi detikTravel
Getok Harga di Puncak
Getok Harga di Puncak
12 Konten
Marak kabar yang menyebut bahwa pedagang di Puncak, Bogor menggetok harga ke wisatawan. Beberapa kali ada insiden getok harga yang muncul ke sosial media dan viral.
Artikel Selanjutnya
Hide Ads