Ajang Best Tourism Village 2021 dari UNWTO yang diikuti Desa Tetebatu memiliki 12 indikator penilaian. 12 Indikator itu selaras dengan program pemprov NTB.
Kadispar Provinsi NTB, Yusron Hadi, menyebut ada 12 indikator penilaian yang dinilai dari Desa Tetebatu dalam ajang Best Tourism Village 2021 dari UNWTO.
Adapun 12 Indikator Penilaian dari UNWTO Adalah:
1. Mengurangi ketimpangan regional dalam pendapatan dan pembangunan
2. Melawan depopulasi
3. Kemajuan kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan dan pemuda
4. Mempromosikan transformasi pedesaan dan memperkuat kapasitas daya Tarik
5. Memperkuat multi-level-governance, kemitraan dan keterlibatan aktif masyarakat
6. Meningkatkan konektivitas, infrastruktur, akses ke keuangan dan investasi
7. Inovasi dan digitalisasi tingkat lanjut
8. Berinovasi dalam pengembangan produk dan integrasi rantai nilai
9. Mempromosikan hubungan antara sistem pangan yang berkelanjutan, adil dan tangguh
10. Memajukan konservasi sumber daya alam dan budaya
11. Mempromosikan praktik berkelanjutan untuk penggunaan sumber daya yang lebih efisien dan pengurangan emisi dan limbah
12. Meningkatkan pendidikan dan keterampilan
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Indikator-indikator penilaian tersebut tidak hanya menitikberatkan pada kualitas daya tarik wisata saja, namun ternyata banyak indikator yang menyentuh aspek sosial-budaya dan ekonomi masyarakat.
"Jadi lomba ini cakupannya luas dan ingin melihat seberapa besar tentunya dampak aktivitas desa wisata bagi kehidupan sosial, budaya dan ekonomi masyarakat setempat bahkan wilayah yang lebih luas di luarnya," kata Yusron dalam keterangannya, Jumat (10/9/2021).
"Bila kemudian selaraskan dengan program unggulan provinsi, maka dukungan program provinsi akan terkait dengan perbaikan prasarana jalan, penataan landscape, lingkungan asri, pengelolaan sampah dengan bank sampah, Posyandu keluarga, desa ramah anak dan ibu, perpustakaan digital, desa wisata digital, lumbung pangan keluarga, pengembangan Bumdes, pertanian organik, swasembada daging, biogas, desa tangguh bencana, pengembangan UMKM produk ekonomi kreatif dan pengembangan SDM," imbuhnya.
Yusron juga menyampaikan adanya potensi besar dari desa-desa wisata di sekitar yang juga menyimpan keunikan wisata sendiri, melengkapi potensi dan keunikan yang dimiliki oleh desa Tetebatu.
"Desa wisata penyangga ini punya varian keunggulan daya tarik wisata yang sangat berbeda dengan Tetebatu, semuanya bisa saling menguatkan dan memperkaya daya tarik wisata di kawasan ini. Kita harus bersama-sama dengan Kabupaten Lombok Timur untuk mengembangkannya menjadi satu kawasan wisata maju nantinya," kata Yusron.
"Desa wisata adalah etalase program-program pemerintah, karenanya ke depan kita punya program Desa Wisata Plus yakni desa-desa wisata yang siap menginternalisasi program-program strategis daerah dan kita mulai sekarang dari Tete Batu, kerja sama pentahelix tercermin di desa wisata kita," kata dia.
(wsw/fem)
Komentar Terbanyak
Penumpang Hilang HP di Penerbangan Melbourne, Ini Hasil Investigasi Garuda
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol