Saat jalan-jalan ke Puncak, Bogor, wisatawan akan menemukan deretan wisata kuliner di sepanjang jalan. Mulai dari kopi hingga jagung bakar menarik untuk dicicipi.
Akan tetapi, banyak pedagang yang memasang harga yang menaikkan harga terlalu tinggi untuk wisatawan. Sehingga banyak wisatawan yang menghindari makan di pundak karena harganya terlalu mahal. Misalnya, ada pedagang yang menjual jagung bakar hingga Rp 25 ribu bahkan kopi seharga 100 ribu.
Menanggapi hal ini, Kepada Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Bogor Deni Humaedi mengatakan tentu ada penyebab di balik tingginya harga yang diberikan pedagang Puncak.
"Coba pahami dulu kronologinya, mengapa itu terjadi. Jangan hanya melihat akibat, cari penyebabnya," kata Deni kepada detikcom, Kamis (9/9/2021).
Dia menuturkan, seharusnya ada rasa simpati antara penjual dan wisatawan. Dengan begini tak akan ada yang merasa rugi.
"Kurangnya saling pengertian para pihak, semestinya ada timbang rasa antara pengunjung dan penjual, supaya tidak ada yang dirugikan," tambahnya.
Baca juga: Asyik, Bakal Ada Rest Area di Puncak |
Diberitakan sebelumnya, Deni mengatakan bahwa pengunjung harus memahami kalkulasi bisnis. Dia pun meminta semua pihak mematuhi PPKM Level 3.
"Biasanya bagi para pedagang itu ada koordinatornya. Bukan hanya pedagang saja pengunjung juga harus memahami kalkulasi bisnis. Semoga ke depan dengan setelah rest area operasional hal-hal seperti tidak selalu berulang," kata Deni melalui pesan singkat kepada detikcom.
Pedagang Puncak Soal Getok Harga
Simak Video "Video: 88 Ribu Kendaraan Masuki Kawasan Puncak di H+2 Lebaran"
(elk/ddn)