Fenomena wanita panggilan untuk menemani wisatawan nakal terjadi di dataran tinggi Cianjur. Mereka datang ke vila di sekitaran Cipanas sebagai selimut hidup.
Bupati Cianjur, Herman Suherman, mengakui keberadaan selimut hidup itu. Namun, kata dia, kini sudah banyak berkurang.
"Wisata malam dan prostitusi, terus terang saja saya miris kalau mereka mau ke Cianjur mencari wisata-wisata yang tidak senonoh dan tidak diperbolehkan," kata Herman kepada detikcom di kantornya beberapa waktu lalu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kata Herman, kabupatennya kini memiliki peraturan sah mengenai pelarangan nikah terlalu muda kawin kontrak. Jadi, instrumen ini secara tidak langsung jadi penghalang traveler nakal datang ke sana.
"Cianjur sudah ada dua perbup. Perbup yang pertama melarang nikah dini dan kedua melarang perkawinan kontrak. Setelah ditandatangani dan gaungnya ke mana-mana, alhamdulillah sekarang yang mau (ke wisata prostitusi) mengurungkan diri datang ke Cianjur," dia menjelaskan.
Meski demikian, dahulu memang banyak selimut hidup yang beroperasi di kawasan Cipanas. Namun kini, kata Herman, traveler yang datang memang berkunjung untuk menikmati alam dan udara yang segar.
"Tapi kalau dulu banyak, kalau sekarang alhamdulillah sudah berkurang," dia menegaskan.
"Yang jelas sekarang sudah terasa. Silakan saja lihat di Kota Bunga yang menjadi tempatnya, sekarang menjadi hanya ada wisatawan yang biasa saja. Hanya ada mereka yang benar-benar ingin menikmati keindahan alam juga udara segar di Kecamatan Cipanas, Pacet dan Sukaresmi," Herman menerangkan.
Selanjutnya
Simak Video "Video: Terungkap, Provokator di Balik Kasus Penganiayaan Nenek Asyah "
[Gambas:Video 20detik]
Komentar Terbanyak
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol