Salah salah satu penjual, Jalaludin (61), yang mengamini fenomena getok harga di Puncak. Pedagang asli dari Bima ini mengatakan beberapa pedagang memang menaikkan harga barang dagangannya seperti jagung bakar, mie instan atau jualan lainnya.
"Kalau di sini jagung bakar dijual Rp 10.000 di lapak sebelah sana bahkan ada yang lebih sampai Rp 25.000. Perlakuan seperti itu ke pengunjung bukanlah hal baik secara agama," kata mantan PNS di salah satu kementerian itu.
"Ada yang menjual nasi pecel ayam dengan harga tinggi tapi kami tidak melakukannya," imbuh dia saat ditemui tim detikcom di kawasan Masjid Atta'Awun, Puncak, Bogor.
Salah salah satu penjual, Jalaludin (61), yang mengamini fenomena getok harga di Puncak. Pedagang asli dari Bima ini mengatakan beberapa pedagang memang menaikkan harga barang dagangannya seperti jagung bakar, mie instan atau jualan lainnya.
"Kalau di sini jagung bakar dijual Rp 10.000 di lapak sebelah sana bahkan ada yang lebih sampai Rp 25.000. Perlakuan seperti itu ke pengunjung bukanlah hal baik secara agama," kata mantan PNS di salah satu kementerian itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ada yang menjual nasi pecel ayam dengan harga tinggi tapi kami tidak melakukannya," imbuh dia saat ditemui tim detikcom di kawasan Masjid Atta'Awun, Puncak, Bogor.
Namun pedagang lain membela diri dengan menyebut bahwa justru para tamu atau wisatawan juga nggak tahu diri. Hal ini disampaikan seorang pedagang yang menyebut dirinya Koordinator Pedagang Puncak Bogor, Dadang Sukendar. Ia menyebut dirinya sendiri yang menyelesaikan masalah itu karena sempat viral di YouTube. Lalu kenapa sampai dibilang wajar dan tamunya nggak tahu diri?
"Masalah harga itu perlu dipahami, dikaji misalkan. Ada yang dibilang wajar, ada yang dibilang kurang ajar," kata dia.
"Misalkan kopi bisa sampai Rp 100 ribu satu gelas karena mereka nginep di warung semalaman. Warung itu bukan penginapan atau vila," terang dia dengan ketus.
Selain berita soal getok harga, berita terpopuler lainnya adalah mengenai laut Pantai Selatan Jawa yang bercahaya. Peneliti Amerika Serikat mengungkap fenomena aneh seperti laut bercahaya itu disebabkan oleh mikroorganisme seperti bakteri yang bisa memancarkan cahaya atau ganggang laut di permukaan air.
Berikut 10 berita terpopuler detik Travel, Minggu (13/9/2021):
Simak Video "Video: Menpar Akui Prihatin akan Penertiban Wisata Puncak"
[Gambas:Video 20detik]
(pin/pin)
Komentar Terbanyak
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol
Tragedi Juliana di Rinjani, Pakar Brasil Soroti Lambatnya Proses Penyelamatan