Uji coba sistem ganjil genap tengah diberlakukan di wisata Paralayang, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat. Namun, ada pertanyaan, yakni perlukah aturan ganjil genap ini?
Aturan ganjil genap di destinasi wisata Majalengka berlaku mulai Sabtu kemarin hingga hari ini. Kepala Bidang Destinasi dan Industri Pariwisata Dinas Pariwisata dan Budaya (Disparbud) Majalengka, Adhy Setya Putra, lalu menjelaskan.
Dari data yang dimilikinya, seluruh objek wisata di Majalengka saat ini masih kekurangan pengunjung. Bahkan untuk memenuhi kapasitas maksimal 25% saja belum bisa tercapai.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Oleh sebab itu menurut Adhy, adanya uji coba aturan ganjil genap yang tengah diberlakukan oleh Polres Majalengka saat ini dirasa belum perlu dilakukan karena akan semakin membuat okupansi terus berkurang.
"Apalagi ini ditambah kebijakan ganjil genap yang diberlakukan di akses menuju objek wisata, bisa dipastikan okupansi pengunjung akan terus berkurang," kata Adhy, Minggu (19/9/2021).
Meski begitu Adhy mengungkapkan langkah uji coba aturan ganjil genap tersebut sejatinya memiliki tujuan yang baik yakni dalam rangka mengantisipasi terjadinya lonjakan wisatawan yang datang berkunjung ke Majalengka.
Namun kata dia, jika melihat data yang ada terkait jumlah kunjungan wisatawan pasca PPKM Majalengka yang turun ke Level 2, hingga hari ini masih cenderung landai alias belum ramai.
"Jadi kami mendiskusikan terkait ganjil genap itu seperti apa formatnya. Kemarin itu memang sesuai Inmendagri bahwa penerapan ganjil genap ke objek wisata harus diterapkan oleh seluruh kabupaten/kota. Khawatirnya, yang sudah dibuka terjadi kepadatan lagi," jelasnya.
"Cuma hasil diskusi data kunjungan yang ada di objek wisata Majalengka, termasuk Paralayang yang menjadi lokasi uji coba, menyatakan bahwa belum ada kelonjakan pengunjung, teman-teman di lapangan juga komitmen menerapkan aturan 25 persen," lanjut Adhy.
Ia pun berharap data yang ada soal jumlah kunjungan wisatawan di Majalengka yang telah disampaikan ke pihak Polres Majalengka bisa menjadi bahan pertimbangan untuk memberlakukan sistem ganjil genap.
Sebelumnya, pengelola Wisata Paralayang juga ikut memprotes rencana diberlakukannya sistem ganjil genap yang dianggap semakin membuat kunjungan ke lokasi wisata di Desa Sidamukti, Kecamatan Majalengka itu semakin menurun.
"Dipastikan dengan ganjil genap ini akan menurunkan tingkat kunjungan. Karena pelat nomor yang tidak sesuai akan diputar balik. Padahal tingkat kunjungan saat ini tidak mencapai 25%, sesuai batas maksimal PPKM Level 2," ucap Dede pengelola Wisata Paralayang saat dihubungi, Kamis (16/9).
(msl/msl)
Komentar Terbanyak
Penumpang Hilang HP di Penerbangan Melbourne, Ini Hasil Investigasi Garuda
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol