Tak hanya kesan erotis, goyang Karawang juga erat dengan nuansa mistis. Hal itu tak lepas dari popularitas film arwah goyang Karawang yang sempat tayang di bioskop.
Sebagai generasi muda, tugas Nur adalah menghilangkan stigma negatif itu dan mengemasnya kembali di pentas nasional hingga internasional.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dulu Jaipong lebih ke mistis ya [mungkin], tapi sekarang seiring berkembangnya zaman lebih berkembang lagi. Perkembangannya ada campuran musik etnik, kontemporernya juga. Sekarang jaipong jadi jaipong kreasi," ujarnya.
Tak hanya Nur, sang adik Risma Mulinawati yang mewakili penari generasi muda juga ikut meneruskan jejak langkah kakaknya. Ikut bergabung di sanggar yang sama, Risma berkeinginan untuk ikut mempopulerkan goyang Karawang lewat tari jaipong.
"Karena saya hobi menari, ingin melestarikan budaya bangsa. Saya terinspirasi dari kakak saya sarjana seni tari. Mudah-mudahan saya bisa ikut sukses seperti kakak saya," ucap Risma dengan semangat.
Seperti kakaknya, Risma juga mulai menari sejak duduk di kelas 3 bangku sekolah dasar. Dengan menari, ia ingin mengajak semua teman-temannya untuk ikut mempopulerkan seni budaya
"Saya ingin mengajak teman-teman dan adik saya untuk menari bersama saya untuk melestarikan budaya bangsa," ajak Risma.
Apa yang dijalani oleh Nur dan Risma dewasa ini memang begitu berbeda dengan para pendahulunya yang menari untuk bertahan hidup. Hanya layaknya setiap kisah perjuangan, masing-masing memiliki caranya sendiri untuk bertahan dan melangkah maju.
(rdy/ddn)
Komentar Terbanyak
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol
Tragedi Juliana di Rinjani, Pakar Brasil Soroti Lambatnya Proses Penyelamatan