Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno merespons positif pembatasan lalu lintas dengan sistem ganjil-genap (Gage) di jalur objek wisata Bali. Itu sebagai langkah antisipasi kerumunan di tempat wisata.
Pelonggaran PPKM diiringi dengan uji coba buka tempat wisata. Syarat perjalanan ke Jawa dan Bali juga dilonggarkan.
Situasi itu diprediksi membuat Bali kebanjiran wisatawan dalam waktu dekat. Utamanya, di akhir pekan dan hari libur lainnya.
Sandiaga, yang sempat berkantor di Bali pekan lalu, mulai melihat tanda-tanda adanya travel madness, bukan sekadar revenge tourism.
"Ini sebagai antisipasi travel madness seiring makin menurunnya level PPKM. Apa yang dilakukan pemerintah Bali perlu diapresiasi dan saya sudah memantau langsung di Bali dan faktanya sudah mulai macet," kata Sandi dalan Weekly Briefing dengan media Senin (27/9/2021).
"Penerapan ganjil genap kendaraan di Bali perlu dilakukan untuk mengubah pola wisatawan dalam bermobilitas agar tidak terjadi kemacetan, juga kerumunan. Itu juga berimbas ke lingkungan, kita kurangi polusi. Cara itu juga mencegah dan penumpukan kendaraan karena susah cari parkir, apalagi di akhir pekan," ujar Sandiaga.
Pengaturan kendaraan dengan sistem ganjil-genap saat PPKM level 3 di Bali diterapkan di ruas jalan menuju daerah tujuan wisata (DTW) Pantai Sanur, Kota Denpasar; dan Pantai Kuta, Kabupaten Badung. Pengaturan ganjil-genap itu dilaksanakan pada Sabtu dan Minggu, hari libur nasional serta hari libur fakultatif daerah. Pengaturan ini dilaksanakan pada pukul 06.30 Wita sampai 09.30 Wita dan pukul 15.00 Wita hingga 18.00 Wita.
Pelaksanaan ganjil genap di Bali memicu pro dan kontra. Sebagian pelaku wisata menilai tidak perlu dilakukan ganjil genap di Bali, sebab jumlah kendaraan tidak sebanyak di Jakarta yang sudah langganan menerapkan ganjil genap.
Simak Video "Video: Acara HUT Bhayangkara di Bali, Kapolda Unjuk Gigi Kemampuan Kempo"
(fem/ddn)