Berbeda dengan Indonesia yang sedang mengalami bonus demografi, populasi penduduk Singapura justru turun. Persentasenya menurun tajam sejak 1950.
Dilansir dari Reuters, Kamis (30/9/2021) sebuah laporan mengatakan penurunan persentase ini terjadi karena pembatasan perjalanan di masa pandemi COVID-19. Hal ini membuat orang asing menjauh dari negara pusat keuangan Asia itu.
Menurut laporan kependudukan tahunan, populasi negara itu menyusut selama dua tahun berturut-turut dan kali ini merupakan kali ketiga Singapura mengalami pertumbuhan negatif sejak 1950.
Total penduduk termasuk orang asing yang tinggal, bekerja, dan belajar di Singapura tetapi bukan penduduk tetap, turun 4,1% menjadi 5,45 juta orang. Itu sebagian besar sebagai akibat dari penurunan 10,7% dalam populasi non-penduduknya.
Serupa dengan negara maju lainnya, Singapura telah mengalami penurunan angka kelahiran dan populasi yang menua. Pemerintah telah berusaha untuk membayar penduduk agar warga Singapura memiliki anak selama pandemi COVID-19.
Dikutip dari CNN, pada 2020 Wakil Perdana Menteri Singapura mengatakan insentif yang diberikan ini juga untuk membantu meyakinkan orang-orang menghadapi tekanan keuangan dan khawatir akan pekerjaan mereka bila memiliki anak.
Pemerintah Singapura juga telah berkali-kali memperbaiki kondisi rendahnya angka kelahiran sejak 1980-an. Upaya dilakukan melalui kampanye publik yang mendorong persalinan dan memberikan insentif keuangan serta pajak yang dapat menghentikan kemerosotan angka kelahiran.
Tingkat kelahiran di sana hanya 1,14, artinya seorang perempuan rata-rata hanya melahirkan seorang anak. Posisi Singapura ini sejajar dengan Hong Kong namun lebih baik daripada Korea Selatan dan Puerto Rico.
Supaya Singapura tak kekurangan warga negara, perempuan di sana harus memiliki rata-rata 2,1 bayi. Akan tetapi itu bukan hal mudah, mengingat di negara maju terjadi penurunan proporsi pasangan dan berkurangnya peran gender tradisional yang menyebabkan tingkat kesuburan turun secara global.
Simak Video "Video Pernyataan Kemenkes Singapura Terkait Lonjakan Kasus Covid-19"
(pin/ddn)