Setibanya di Balong Dalem, air dari sumur 7 Cibulan kemudian disatukan dengan air dari mata air Tirtayatra yang berada di Balong Dalem. Sebelum dimasukkan, sesepuh yang membawa kendi berisi air sumur 7 diharuskan melakukan adzan.
![]() |
Menurut Jaja, upacara adat Kawin Cai itu juga dalam rangka memperingati perkawinan antara Ki Mandarika sesepuh di Balong Dalem dengan Dewi Sri seorang putri dari Kahiyangan.
"Makna dari Kawin Cai ini sendiri adalah mencampurkan dua sumber mata air yang dikeramatkan oleh masyarakat dengan tujuan sebagai memperingati perkawinan Ki Mandarika dan Dewi Sri," ucap Jaja.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu menurutnya juga, tradisi ini juga diselenggarakan sebagai bentuk rasa syukur masyarakat atas berkah dari mata air Tirtayatra yang tidak pernah kering dan sangat bermanfaat bagi warga di 7 desa di Kecamatan Jalaksana.
Bahkan upacara adat Kawin Cai ini juga dipercaya mampu menghadirkan hujan di tengah musim kemarau.
"Intinya ini sebagai ungkapan rasa syukur bahwa disini ada mata air yang nggak pernah surut airnya dan bermanfaat untuk 7 desa di Kecamatan Jalaksana ini," jelasnya.
"Sebenarnya kegiatan ini dilakukan di musim kemarau untuk meminta keberkahan agar turun hujan," sambungnya.
![]() |
Setelah air dari sumur 7 Cibulan dimasukkan ke mata air Tirtayatra Balong Dalem, masyarakat setempat langsung bergantian untuk mengambil air tersebut. Air dipercaya mampu memberikan kesuburan bagi lahan pertanian masyarakat.
"Airnya diambil warga untuk disiram ke sawah agar sawahnya tidak terkena hama," tutup Jaja.
Simak Video "Video: Momen Nelayan Prigi Trenggalek Gelar Labuh Larung Sembonyo"
[Gambas:Video 20detik]
(elk/elk)
Komentar Terbanyak
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol
Tragedi Juliana di Rinjani, Pakar Brasil Soroti Lambatnya Proses Penyelamatan