Tutupnya Candi Plaosan menimbulkan efek domino pada perekonomian masyarakat sekitar. Salah satunya pedagang oleh-oleh yang kehilangan pembeli.
Dimas merupakan satu dari puluhan pedagang yang berjualan di depan Candi Plaosan. Dimas mengelola kios cobek milik ayahnya, Adil Santoso yang bekerja sebagai petugas keamanan Candi Plaosan.
Kepada detikcom, Dimas bercerita bahwa penjualan cobeknya lesu selama pandemi COVID-19. Apalagi sejak PPKM Darurat diberlakukan mulai 3 Juli hingga saat ini, Candi Plaosan ditutup sehingga wisatawan juga sepi.
"Yang beli masih ada tapi ya cuma 1-2 saja. Pengunjung (Candi Plaosan) belum ada, yang jualan cobek juga bukan cuma saya sendiri. Jadi harus berbagi ke yang lain," katanya.
Kios cobek ini menjual cobek batu dengan berbagai ukuran mulai dari yang kecil, sedang, hingga besar. Untuk harganya, yang kecil dibanderol mulai Rp 30 ribu sedangkan yang paling besar RP 190 ribu.
Dimas mengungkapkan, saat ini cobek yang paling laku adalah yang berukuran sedang. Ia berharap Candi Plaosan segera dibuka agar cobek-cobeknya bisa laku lebih banyak.
"Harapannya semoga cepat buka (Candi Plaosan) agar jualan lancar lagi," tuturnya.
detikcom mengunjungi Candi Plaosan dalam rangkaian kegiatan Roadtrip Jawa-Bali bersama Wuling Almaz. Candi Plaosan merupakan candi bercorak Hindu-Buddha peninggalan Kerajaan Mataram Kuno yang sudah berdiri sejak abad ke-9.
Candi Plaosan dulunya ramai dikunjungi wisatawan untuk wisata sejarah hingga menjadi latar foto pre-wedding. Candi ini tidak termasuk dalam 20 destinasi wisata di Jawa yang boleh dibuka sehingga harus ditutup sampai waktu yang belum ditentukan.
Namun per hari ini, 61 wisata di Klaten termasuk Candi Plaosan dilaporkan sudah diizinkan buka.
"Pengunjung sudah harus mempunyai aplikasi peduli lindungi, atau kalau belum mempunyai bisa menunjukkan surat vaksin. Ini sesuai edaran kementerian kesehatan," jelas Kepala Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga Pemkab Klaten Sri Nugroho pada wartawan, Sabtu (9/10/2021) siang di sela-sela simulasi pembukaan objek wisata di Mata Air Cokro, Kecamatan Tulung.
Nugroho menjelaskan, setelah ada Inmendagri tanggal 4 Oktober dan ditindaklanjuti instruksi Bupati tanggal 5 Oktober, secara resmi objek wisata dibuka. Dinas langsung menindaklanjuti dengan membuka objek wisata.
"Kami dari Dinas Pariwisata menindaklanjuti dengan dibukanya objek wisata. Objek wisata di Klaten ini ada 61," jelas Nugroho.
Simak Video "Gembiranya Hati Melihat Daratan Pulau Karimunjawa Dari Atas Kapal Ferry "
(pin/ddn)