Cara Taman Safari Hadapi Krisis, Bukan Berhentikan Pegawai

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Cara Taman Safari Hadapi Krisis, Bukan Berhentikan Pegawai

Tiara Rosana - detikTravel
Minggu, 17 Okt 2021 11:30 WIB
Seorang keeper memberikan makan kepada anak Badak putih (Ceratotherium simum) bersama induknya di Taman Safari Indonesia, Bogor, Jawa Barat, Jumat (22/1). Anak Badak putih bernama Azsyifa dari Afrika tersebut lahir pada bulan Oktober tahun kemarin berjenis kelamin betina dengan bobot sekitar 50 kilogram.
Taman Safari Bogor. Foto: Dedy Istanto
Bogor -

Di masa pandemi COVID-19 ini, Taman Safari Indonesia (TSI) Bogor harus putar otak agar bisa bertahan. Salah satunya mempertahankan karyawan tanpa harus diberhentikan.

Dalam mengatasi krisis pembiayaan sumber daya manusia (SDM), TSI memberlakukan beberapa solusi. Solusi pertama adalah mengubah sistem gaji karyawannya. Sejak Juli hingga September lalu, karyawan TSI dibayar sesuai hari kerja mereka.

Pada saat tutup Juli - Agustus lalu, karyawan dipekerjakan 50% dari jam kerja biasanya. Saat bulan September jam kerja ditambah menjadi 70%, dan masuk Oktober jam kerja sudah full seperti biasa.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kita aturnya begini, dihitung hari kerja aja masuknya cuma berapa persen, waktu itu kalau nggak salah kita sempat 70% hari kerja, yang dibayarkan hanya 70%. Tapi ini kita sejak Oktober sudah normal sih, September kemarin masih 70%. Waktu kita tutup kita 50%," kata General Manager TSI, Emeraldo.

Aldo juga menegaskan hingga saat ini TSI tidak melakukan PHK sebagai salah satu solusi mengatasi krisis. Hal itu disebabkan para karyawan TSI tidak bisa sembarang digantikan, mengingat satwa-satwa sudah mengenal dan terbiasa dengan para keeper-nya.

ADVERTISEMENT

Selain mengatur jam kerja, TSI juga mengalihkan beberapa pekerjaan karyawannya. Selain tim perawat satwa, karyawan diberikan jadwal kerja lain seperti mereka ditugaskan pergi ke pasar induk untuk mencari sayuran yang tidak terjual namun masih bagus kondisinya. Lalu beberapa karyawan juga dialihkan untuk bercocok tanam di lahan garapan TSI.

"Mereka tetap harus datang dan merawat ya. Untuk tim yang tidak merawat satwa tetap kita kasih schedule kerja, kita tugasin waktu itu untuk cari pakan di luar. Ke lahan pertanian, atau ke pasar induk, untuk cari sayuran yang gak kejual tapi kondisi masih bagus," ungkap Aldo.

"Mereka juga bekerja untuk itu juga. Jadi karyawan TSI tidak dirumahkan melainkan dialihkan job desk-nya. Itu cukup efektif gitu ya," tambahnya.

Aldo mengungkapkan dari 1.100 total karyawan TSI, kini sudah sekitar 800 orang yang sudah kembali masuk kerja. Sisanya merupakan daily worker yang seiring akan dipanggil kembali menyesuaikan keadaan yang kian pulih.




(pin/pin)

Travel Highlights
Kumpulan artikel pilihan oleh redaksi detikTravel
Wisata Bogor Instagramable Nan Ngehits
Wisata Bogor Instagramable Nan Ngehits
62 Konten
Bogor menyimpan segudang tempat wisata dan nongkrong yang instagramable dan ngehits cocok untuk kawula muda.
Artikel Selanjutnya
Hide Ads