Isu perubahan iklim telah menjadi kepentingan nasional, bahkan global. Aksi nyata pengendalian perubahan iklim pun tidak bisa hanya dilakukan oleh pemerintah. Peran tersebut diemban oleh setiap orang, termasuk dari generasi muda.
"Harapan saya, kalian anak-anak muda itu betul-betul berkarya dalam bidang lingkungan hidup, karena ini masalah yang serius. Dulu waktu zaman saya (muda), ini tidak terlalu dianggap penting, sekarang tidak bisa diabaikan bahwa masalah perubahan iklim ini sangatlah penting," kata Menteri Koodinator Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan dalam acara Climate Leaders Message yang disampaikan virtual, Senin (18/10).
Baca juga: Tragis! Harimau Sumatera Mati Terjerat |
Menko Luhut juga menegaskan bahwa kerjasama dan keterlibatan kementerian/lembaga, dunia usaha, swasta, Pemda, LSM, masyarakat bahkan media, memegang peranan penting dalam pengendalian perubahan iklim.
"Kami berharap melalui pesan yang disampaikan pada Festival Iklim ini, Pemerintah Indonesia mendorong semua pemangku kepentingan untuk mengambil bagian dalam aksi iklim, untuk bersama-sama mencapai target pengurangan emisi dan ketahanan iklim di seluruh negeri menuju Indonesia yang tangguh dan terus berkembang," ungkapnya.
Indonesia sangat serius mengendalikan perubahan iklim yang menjadi kepentingan nasional, melalui langkah-langkah kebijakan, pemberdayaan dan penegakan hukum. Sejumlah capaian dalam beberapa tahun terakhir di antaranya pengurangan laju deforestasi, pencegahan konversi hutan alam dan lahan gambut, serta pengurangan kebakaran hutan.
Menteri LHK Siti Nurbaya menyampaikan komitmen serius Indonesia tercermin dalam FoLU Net Sink 2030. Komitmen ini penting, nyata, dan konkrit, mencakup berbagai kegiatan, kebijakan, dan antisipasi berbagai persoalan, partisipasi semua pihak, di dalam semua agenda kehutanan seperti karhutla, deforestasi, gambut, konservasi, dan biodiversity.
"Kita sudah 6-7 tahun ini bekerja keras dan kita akan sistematikakan dengan lebih baik lagi, untuk mencapai, menjaga pengendalian perubahan iklim," ujarnya seperti dikutip detikTravel dari siaran persnya, Selasa (19/10/2021).
Lebih lanjut, Menteri Siti mengatakan COP 26 di Glasgow, menjadi titik dimana implementasi akan dimulai. Oleh karena itu, menjadi tegas bahwa kedepan semua pihak bekerja, dan mengimplementasikan.
"Jadi bukan basa-basi, narasi, dan deklarasi," tegasnya.
Selanjutnya: Kata perwakilan AS dan Bank Dunia
(rdy/rdy)