Jakarta -
Pemuda asal Temanggung, William Sidharta (23), melakukan lari solo marathon 51 Km dengan mengelilingi Candi Borobudur. Dia juga melakukan penggalangan dana untuk 20.000 buku cerita relief Borobudur bagi pegiat wisata di Candi Borobudur.
Pada rencana semula, William akan melakukan lari marathon 50 km secara pradaksina, namun dalam prakteknya jarak yang ditempuh 51 km. Adapun 51 km tersebut ditempuh dalam waktu 5 jam 1 menit dengan total 30 kali putaran. Untuk sekali putaran keliling Candi Borobudur jaraknya sekitar 1,7 km.
 William Sidharta, Lakukan Solo Marathon demi Galang Dana 20.000 Buku Cerita Relief Candi Borobudur Foto: (Eko Susanto/detikcom) |
Ia mendedikasikan lari marathon tersebut untuk penggalangan dana bagi pelaku wisata di Candi Borobudur. William membagikan 20.000 eksemplar buku edukasi tentang cerita relief Borobudur.
"Bulan Maret kemarin aku lari di Temanggung, galang dana para pekerja jalanan yang terkendala ekonomi. Sekarang kebetulan di Borobudur mempromosikan pariwisata juga menggalang dana buat membagikan 20.000 cerita relief Borobudur kepada para pegiat Candi Borobudur seperti penari, guru, budayawan, wisatawan," kata William setelah memasuki finish di Candi Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Senin (25/10/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia bukan atlet lari melainkan sekadar hobi. Sekalipun demikian, menargetkan tiap tahunnya bakal melakukan aksi kemanusiaan dengan penggalangan dana.
"Rencananya tahun depan mungkin di Surabaya, Papua atau di Bali. Pokoknya tiap tahun bakal ada terus, tapi bukan sekadar lari 50 km, tapi ada aksi kemanusiaan, dimana aku menggalang dana itu yang lebih penting bukan cuman sekadar lari doang, tapi adawelas asihnya," ujar William yang alumni Ilmu Komunikasi Massa dari Singapura, itu.
"Ya. Tempat misalnya di Surabaya atau Bali atau mana sekalian mempromosikan wisatanya, juga menggalang dana bisa saja tentang peduli kanker atau panti asuhan," ujarnya.
Menurut William, lari dilakukan dengan memutari Candi Borobudur dilakukan sebanyak 30 kali putaran. Bahkan setelah dihitung dengan jam jaraknya lebih dari 50 km.
"Muter 30 kali, lebih dari 50, malah 51 km. (waktunya) 5 jam, 1 menit," kata William yang disambut dengan tepuk tangan.
William Sidharta, Lakukan Solo Marathon demi Galang Dana 20.000 Buku Cerita Relief Candi Borobudur Foto: (Eko Susanto/detikcom) |
Lari dengan penggalangan dana yang dilakukan di Candi Borobudur, katanya, merupakan event yang kedua. Adapun yang pertama dilakukan di Temanggung pada bulan Maret 2021, lalu.
"Event kedua (Borobudur), pertama di Temanggung, bulan Maret 2021. Ya (lari) selama aku masih hidup, aku harus ada berkah buat sesame," ujarnya.
Orangtua William Sidharta, Handaka Vijjanandra mengatakan, bukan sekadar lari, namun untuk penggalangan dana. Nantinya untuk penerbitan buku cerita relief Borobudur.
"Kenapa bikin cerita relief Borobudur karena sebetulnya yang paling istimewa dari Candi Borobudur adalah 1.460 untaian panel reliefnya. Inilah suatu rekor dunia tersendiri yang tidak ada di tempat atau monumen Buddhis lainnya di seluruh dunia di berbagai negara Buddhis. Itu yang membuat Candi Borobudur istimewa," katanya.
"Tapi sayang sekali cerita relief ini tidak terkenal di lingkungan sini atau di Indonesia apalagi di dunia. Kami dari Ehipassiko Foundation berusaha menulis menerbitkan buku cerita relief Borobudur dalam bentuk cergam, komik, album foto dan sebagainya," tuturnya.
"Buku ini kami bagikan tentu kepada partner kita yaitu TWC, BKB, juga pramuwisata, juga para pegiat wisata lainnya, seniman, pelukis, penari karena bisa untuk menginspirasi untuk bisa bikin koreografi, bikin lukisan, untuk mendongengkan panel demi panel kepada para wisatawan," ujar dia.
Alasan dipilihnya Candi Borobudur untuk lari penggalangan dana, kata dia, Borobudur merupakan candi kebajikan terbesar di Indonesia. Selain itu, Candi Borobudur menjadi ikon pariwisata di Indonesia.
"Ya karena Borobudur merupakan suatu candi kebajikan terbesar di Indonesia, ikon utama pariwisata di Indonesia, mahkota pariwisata Indonesia. Saya rasa adalah Borobudur. Bentuk Borobudur sendiri kalau dilihat dari atas seperti mandala," tuturnya.
Sementara itu, Marketing & Service Director PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko (Persero), Hetty Herawati mengatakan, TWC ada beberapa program bersama salah satunya capacity building atau pembinaan pramuwisata di seputar Borobudur.
"Sebetulnya cerita-cerita relief ini, kita harapkan menjadi sebuah inspirasi untuk orang yang datang yang berusaha memahami apa itu, Borobudur," katanya.
"Sebetulnya hari ini ada acara charity run. Yang menarik pertama kali dilakukan solo marathon 50 km dan 50 km ini didapatkan dari melakukan pradaksina, mengelilingi Candi Borobudur dalam 30 putaran. Ini pertama kali dan yang menarik juga di saat yang sama melakukan donasi," pungkasnya.
Simak Video "Video: Wujud Stairlift di Candi Borobudur yang Ramai Disorot"
[Gambas:Video 20detik]
Komentar Terbanyak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!