Keterbatasan Ruang, Museum Patiayam Kudus Minim Display Koleksi Fosil

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Keterbatasan Ruang, Museum Patiayam Kudus Minim Display Koleksi Fosil

Dian Utoro Aji - detikTravel
Selasa, 26 Okt 2021 16:47 WIB
Keterbatasan Ruang, Museum Patiayam Kudus Minim Display Koleksi Fosil
Foto: (Dian Utoro Aji/detikcom)
Kudus -

Museum Purbakala Patiayam, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah masih minim ruang display koleksi fosil hewan purbakala. Pemerintah daerah mengaku terkendala pembebasan lahan yang ditempati museum tersebut.

"Harapan bagaimana ada solusi antara pemerintah daerah dan pemerintah desa," kata Bupati Kudus HM Hartopo kepada wartawan ditemui di Museum Purbakala Patiayam, Desa Terban Kecamatan Jekulo, Selasa (26/10/2021).

Pantauan di lokasi museum purbakala itu kondisinya sangat sederhana. Hanya memiliki satu gedung dengan dua lantai.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lantai bawah digunakan untuk display menampilkan koleksi fosil hewan purbakala yang ditemukan di kawasan Pegunungan Patiayam. Sedangkan lantai kedua digunakan tempat menyimpan ribuan fragmen fosil yang baru ditemukan.

Kondisi ruangan pun tidak begitu luas. Di sisi lain, penemuan fosil terus bertambah setiap tahunnya.

ADVERTISEMENT

Hartopo menjelaskan selama ini pemda menyewa tanah kepada pemerintah desa. Hal tersebut pun menyebabkan Pemkab Kudus tidak bisa leluasa mengembangkan Museum Purbakala Patiayam.

"Harapan kepada desa kalau menghibahkan tanah langsung kita bangun. Jadi lebih leluasa. Harapan sekarang dari kepengen untuk mengembangkan ini (Museum Purbakala Patiayam Kudus). Karena masyarakat tanah desa, kalau sudah dihibahkan banyak anggaran untuk dibangun, dana cukai pun bisa. Dengan kondisi tanah sewa kita bangunnya APBD, sedangkan APBD saat ini sedang tidak ada," ungkap Hartopo.

Kesempatan yang sama, Plt Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kudus, Mutrikah mengaku belum bisa mengembangkan Museum Purbakala Patiayam karena terkenda pandemi Corona dan pembebasan tanah milik pemerintah desa.

"Memang dari sisi perluasan kami belum bisa karena mengingat masa pandemi belum mungkin pembangunan dan tanah di sini masih sewa," ungkap Tika sapaannya kepada wartawan di lokasi siang ini.

Tika menjelaskan meski sarana dan prasarana fragmen fosil yang baru ditemukan disimpan secara baik. Dia mengaku setiap tahunnya selalu diusulkan untuk pembangunan museum, namun hingga kini belum bisa terealisasi. Meski demikian pihaknya memanfaatkan museum tersebut secara maksimal.

"Setiap tahun tetap kita tata, kita usulkan ya. Mulai dari tahun 2017, 2018, 2019 kita usulkan. Namun karena keuangan ada pemda apalagi ada pandemi maka itu lepas terus," jelasnya.

"Kegiatan konservasi koleksi ini kita simpan dengan baik. Sehingga akan digunakan untuk kegiatan bisa dimanfaatkan adik-adik atau mahasiswa," sambung Tika.

Dia menambahkan, ada sebanyak 8 ribu sampai 10 ribu fragmen fosil hewan purbakala yang disimpan di Museum Patiayam Kudus. Ribuan fragmen itu terdiri dari hewan purba, baik darat dan laut.

"Ini sekitar 8-10 ribu fragmen, spesies ada 17 jenis ya, yang darat ada gajah, rusa, kijang. Sedangkan hewan laut kerang, kuda nil dan sebagainya. Usianya diperkirakan 2 ribu juta tahun yang lalu," terang Tika.


Hide Ads