China kembali mengalami peningkatan kasus COVID-19, bahkan beberapa tempat dilakukan lockdown. Apa sih yang jadi pemicunya?
Beijing mengklasifikasikan satu daerah berisiko sedang dan komunitas perumahan berisiko tinggi. Kasus di kota itu naik menjadi 21, sementara 33 kasus dilaporkan di berbagai bagian negara tersebut. Para pejabat pun mengaitkan kenaikan kasus dengan varian delta yang ganas.
Mengutip Economic Times, sebuah komunitas perumahan di distrik Changping, Beijing diklasifikasikan sebagai daerah berisiko sedang dan terdapat dua kasus COVID-19 yang ditularkan secara lokal. Informasi ini dikonfirmasi oleh Wakil Direktur Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Beijing, Pang Xinghuo, (25/10).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lonjakan COVID-19 yang secara tiba-tiba membuat para pejabat meningkatkan langkah-langkah pengendalian. Sebab, peningkatan kasus bertepatan saat Ibu Kota China tengah bersiap mengadakan Olimpiade musim dingin pada bulan Februari 2022.
Menurut Pang, sebagian besar penduduk yang terinfeksi COVID-19 varian delta berusia di atas 55 tahun. Mengutip CNBC Indonesia, Pejabat distrik Changping telah meningkatkan pelacakan kontak dan memperketat protokol kesehatan COVID-19.
Tes kepada 35 ribu warga digelar. Beijing juga menawarkan suntikan dosis vaksin booster untuk memperkuat pertahanan tubuh melawan COVID-19.
Pembatasan sosial juga dilakukan di sejumlah distrik Beijing dengan lockdown terbatas. Akses ke daerah wisata dibatasi dan penduduk diminta tidak meninggalkan kota, kecuali diperlukan.
Sementara di Kota Lanzhou dilakukan lockdown pada Selasa (26/10) di mana ada empat juta penduduk. Semua warga diminta tetap di rumah kecuali keadaan darurat.
Awal Mula Kasus Melonjak
Pada awalnya, kasus ditemukan pada pasangan manula yang ikut dalam kelompok wisata di China. Kasus pertama terdeteksi pada 17 Oktober 2021.
Mereka pun memulai perjalanan dari Shanghai, lalu ke ibu kota Xi'an di Provinsi Gansu dan ke Mongolia Dalam. Sejak itu, puluhan kasus ditemukan dan melibatkan 12 grup wisata.
Pemerintah menyebut, terdapat lima wilayah di lima provinsi yang terinfeksi. Namun dalam pernyataan terbaru, Minggu (24/10/2021), ada penambahan menjadi 11 provinsi.
Mengutip Reuters, pejabat kesehatan pemerintah Xi Jinping mengungkapkan peningkatan wabah terbaru COVID-19 karena varian delta kemungkinan akan menyebar lebih jauh.
"Urutannya menunjukkan ini (varian delta) berbeda dari sumber sebelumnya, dan kasus baru berasal dari sumber baru di luar negeri," kata Pejabat di Komisi Kesehatan Nasional China, Wu Liang You.
(elk/ddn)
Komentar Terbanyak
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol
Tragedi Juliana di Rinjani, Pakar Brasil Soroti Lambatnya Proses Penyelamatan