Matahari akan terbit lebih cepat pada 13-18 November sehingga sudah tampak di ufuk sejak pukul 5 pagi. Ini daftar kota yang mengalami fenomena ini.
Peneliti Pusat Sains dan Antariksa Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), Andi Pangerang menyebutkan fenomena matahari terbit lebih cepat akan berlangsung dari 13 sampai 18 November mendatang.
"Mulai tanggal 13-18 November mendatang, Matahari akan terbit lebih cepat jika diamati dari Jawa, Bali dan Nusa Tenggara," ujar Andi kepada CNN Indonesia, Kamis (11/11).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya, fenomena ini lazim terjadi setiap tahun dengan waktu terbit matahari dan tanggal yang kurang lebih sama.
"Tidak perlu panik menyikapi hal ini dikarenakan fenomena ini adalah fenomena alami yang memang lazim terjadi setiap tahun," jelasnya.
Sementara itu, dua bulan lagi sejak tanggal 25 hingga 31 Januari 2022 mendatang, Matahari akan terbenam lebih cepat untuk Jawa, Bali dan Nusa Tenggara.
Andi pun membeberkan waktu matahari terbit lebih cepat untuk kawasan Jawa, Bali, NTB pada 13-18 November 2021 sebagai berikut.
1. Sabtu, 13 November 2021
Serang: 05.28.06 WIB
Jakarta: 05.25.09 WIB
Dobo, Kabupaten Kepulauan Aru: 05.36.02 WIT
Tanah Merah, Kabupaten Broven Digoel: 05.11.15 WIT
2. Minggu, 14 November 2021
Bandung: 05.21.10 WIB
Kepulauan Kangean: 04.50.09 WIB
Semarang: 05.09.49 WIB
Surabaya: 05.00.09 WIB
Sumenep: 04.56.03 WIB
Surakarta: 05.07.27 WIB
3. Senin, 15 November 2021
Pangandaran: 05.15.51 WIB
Yogyakarta: 05.08.57 WIB
Malang: 04.59.28 WIB
Banyuwangi: 04.52.23 WIB
Buleleng: 05.49.26 Wita
Kabupaten Kepulauan Tanimbar: 05.44.47 WIT
Kaiwatu, Kabupaten Maluku Barat Daya: 05.58.32 WIT
4. Selasa, 16 November 2021
Denpasar: 05.48.22 WITA
Mataram: 05.44.52 WITA
Sumbawabesar: 05.39.47 WITA
Labuanbajo: 05.29.43 WITA
Ende: 05.22.19 WITA
Kalabahi, Alor: 05.11.36 WITA
Merauke: 05.07.51 WIT
5. Rabu, 17 November 2021
Waingapu: 05.26.46 WITA
6. Kamis, 18 November 2021
Rote Ndao: 05.14.02 WITA
Kupang 05.12.39 WITA
Penyebab Matahari muncul lebih awal
Matahari akan terbit lebih awal karena Bumi berotasi terhadap sumbunya dengan kemiringan 66,6 derajat terhadap bidang edar atau ekliptika. Secara bersamaan, Bumi juga mengelilingi Matahari dengan sumbu rotasi yang miring tersebut.
"Miringnya sumbu rotasi Bumi saat mengelilingi Matahari dapat menyebabkan waktu terbit dan terbenam Matahari akan bervariasi selama satu tahun, baik itu lebih cepat maupun lebih lambat," ujar Andi.
Saat sumbu rotasi di belahan utara Bumi dan kutub utara Bumi miring ke arah Matahari, maka Matahari akan terbit lebih cepat dan terbenam lebih lambat di belahan utara Bumi. Hal ini terjadi saat Solstis Juni, yakni ketika Matahari berada paling Utara saat tengah hari. Ini biasanya terjadi setiap tanggal 20 atau 21 Juni setiap tahunnya.
Sementara, sumbu rotasi di belahan selatan Bumi dan kutub selatan Bumi miring menjauhi Matahari. Sehingga, Matahari akan terbit lebih lambat dan terbenam lebih cepat di belahan selatan Bumi. Hal ini terjadi saat Solstis Desember, yakni ketika Matahari berada paling Selatan saat tengah hari yang terjadi setiap tanggal 21 atau 22 Desember setiap tahunnya.
Baca juga: Tiada Duanya Senja di Pantai Kuta Bali |
(sym/ddn)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum
Hutan Amazon Brasil Diserbu Rating Bintang 1 oleh Netizen Indonesia