Susahnya Angkut Kopi Papua: Sewa Pesawat Rp 40 Jutaan, Cuaca, dan KKB

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Susahnya Angkut Kopi Papua: Sewa Pesawat Rp 40 Jutaan, Cuaca, dan KKB

Femi Diah - detikTravel
Selasa, 16 Nov 2021 05:01 WIB
Kopi Papua
Ilustrasi kopi Papua (Femi Diah/detikcom)

Pengalaman serupa dirasakan perintis kedai kopi di Timika, Musawir. Pria asal Makassar itu mendirikan kedai kopi Black Coffee pada 2017 bersama rekannya Hery, setelah dia di-PHK PT Freeport Indonesia.

Musawir bilang mendapatkan kopi Papua tidak mudah. Sebab, selain Amungme, kopi-kopi Papua lain harus melewati Bandara Sentani di Jayapura lebih dulu. Sebab, cuma dari Bandara Sentani-lah pesawat perintis menuju daerah terpencil. Barulah, dari Bandara Sentani, kopi-kopi itu diterbangkan ke Timika.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Selain itu, kami harus memiliki kawan yang tahu tempat-tempat petani kopi dan bisa berkomunikasi langsung dengan petani kopi. Sebab, kebun kopi cuma dimiliki petani lokal yang merupakan tinggalan misionaris Belanda," kata Musawir.

ADVERTISEMENT
Misnawir pemilik kedai kopi Black Coffee di TimikaMusawir pemilik kedai kopi Black Coffee di Timika (Femi Diah/detikcom)

Kopi-kopi itupun dikirim masih berupa gabah. Risiko biji kopi rusak dan adanya penyusutan setelah proses penjemuran dan roasting menjadi tanggungan Musawir.

Bukan cuma kopi, peralatan roasting hingga menyeduh kopi juga bukan perkara mudah untuk didapatkan. "Semua beli online, dengan ongkos kirim yang lumayan hehehe," kata Musawir.

Kini, Musawir bisa menepuk dada. Sejumlah kedai kopi mengikuti jejaknya untuk menyediakan kopi-kopi Papua.

Pemain kopi lain di Timika, Maximus Tipagau, mengembangkan Dingiso Coffee. Selain mendistribusikan kopi kemasan, Maxi yang juga direktur Adventure Carstensz dan ketua Yayasan Somatua, itu mendirikan kedai kopi Kafe Kamoro. Lokasinya di seberang Hotel Mozza.

Maximus Tipagau, pemilik Kafe Kamoro di TimikaMaximus Tipagau, pemilik Kafe Kamoro di Timika Foto: Femi Diah/detikcom

"Kopi Papua menjadi bagian dari promosi Papua, khususnya Mimika. Ini terkait erat dengan wisata yang menjadi potensi kawasan ini. Makanya, sesulit apapun kopi didapatkan, kopi Papua harus sampai ke tangan konsumen," kata Maxi.

Kendati serba sulit, Ronny, Rini, Musawir, dan Maxi bertekad untuk secara konsisten menyediakan kopi khas Papua. Mereka optimistis kopi Papua diterima pecinta kopi di tanah Air, bahkan dunia.


(fem/ddn)

Hide Ads