Dinas Pariwisata (Dispar) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) ingin menerapkan Visiting Jogja sebagai satu-satunya aplikasi saat wisatawan masuk ke Yogyakarta. Semua itu untuk mempermudah wisatawan dan tidak perlu mendownload banyak aplikasi lagi seperti PeduliLindungi.
"Aplikasi Visiting Jogja ini merupakan satu-satunya aplikasi untuk kepariwisataan yang ada di DIY. Sehingga wisatawan tidak perlu banyak mendownload aplikasi lain kalau ke DIY," kata Kepala Dispar DIY Singgih Raharjo saat ditemui di Kompleks Parasamya Kabupaten Bantul, Kamis (2/12/2021).
Oleh sebab itu, saat ini pihaknya tengah melakukan sinkronisasi ke semua Kabupaten/Kota di DIY. Harapannya semua Kabupaten/Kota memiliki komitmen untuk menggunakan Visiting Jogja sebagai satu-satunya aplikasi untuk masuk ke Yogyakarta.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Singgih mengungkapkan pula, bahwa ada alasan khusus mengapa Visiting Jogja didorong sebagai satu-satunya aplikasi untuk masuk ke Yogyakarta karena kegunaannya multifungsi. Terlebih, aplikasi tersebut sudah terintegrasi dengan aplikasi PeduliLindungi.
"Jadi tidak hanya media informasi tapi sudah transaksi, reservasi pembayaran sudah bisa pakai Visiting Jogja," ucapnya.
"Apalagi Visiting Jogja sudah terintegrasi dengan aplikasi PeduliLindungi, sehingga ini memudahkan sekali bagi wisatawan, tidak perlu 2 aplikasi cukup 1 saja untuk handle QR code PeduliLindungi," imbuh Singgih.
Ditemui di tempat yang sama, Ketua Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) DIY GKR Bendara mengatakan, bahwa dengan adanya sinkronisasi penggunaan aplikasi Visiting Jogja di seluruh Kabupaten/Kota untuk keperluan big data. Menurutnya, penggunaan Visiting Jogja sebagai satu-satunya aplikasi masuk ke Yogyakarta menunggu launching dari Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) X.
"Visiting Jogja ini sudah sinkronisasi supaya bisa disupport oleh seluruh Kabupaten/Kota. Sehingga saat launching semua kabupaten kota sudah nyengkuyung Visiting Jogja," ucapnya.
"Jadi satu aplikasi untuk semua pariwisata yang masuk ke Yogyakarta, sehingga terkumpul lah big data seperti yang kita harapkan. Untuk launching menunggu Ngarsa Dalem," lanjut GKR Bendara.
(elk/elk)
Komentar Terbanyak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!