4. Desa Wisata yang Beradaptasi dengan Teknologi
Jangan kira desa wisata tak melek teknologi, selain dengan keindahan alamnya, penggunaan e-ticketing sudah jadi terobosan Desa Wisata Nglanggeran yang digagas tahun 2015. Cara ini pun mulai dilakukan pada tahun 2016.
Bahkan, Desa Nglanggeran menjadi salah satu desa wisata pertama yang yang mengembangkan e-ticketing. Pihak desa wisata akan mengupload jumlah kunjungan di web desa wisata setiap 10 menit, sehingga siapapun termasuk masyarakat bisa mengetahui jumlah kunjungan hingga memantau aktivitas desa wisata.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
5. Menginap di Home Stay: Bisa Belajar Banyak Hal
Wisatawan yang bermalam di Desa Wisata Nglanggeran bisa tinggal bersama penduduk lokal untuk merasakan suasana pedesaan. Tak hanya itu, wisatawan juga bisa belajar banyak hal untuk menambah pengalaman, di antaranya cocok tanam, seni budaya, pengolahan cokelat, batik kayu, batik tulis, peternakan kambing etawa, hingga belajar hidup bermasyarakat dengan tatakrama.
Ada 80 homestay yang sering digunakan untuk menginap, khususnya untuk program live in. Menariknya lagi, hampir seluruh homestaynya memiliki fasilitas toilet duduk dan kamar mandi dengan standart bersih. Pada tahun 2015, Desa Wisata Nglanggeran mendapat program Hibah Gubernur DIY melalui Dinas Pariwisata DIY untuk membenahi dan membuat standart 80 homestay.
(elk/fem)
Komentar Terbanyak
Penumpang Hilang HP di Penerbangan Melbourne, Ini Hasil Investigasi Garuda
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol