Nama Desa Nglanggeran kini resmi mendunia. Di balik kemenangan ini, ada begitu banyak perjuangan untuk memperkenalkan desa wisata ini.
Desa Wisata Nglanggeran di Kalurahan Nglanggeran, Kapanewon Patuk, Kabupaten Gunungkidul menyabet Best Tourism Village 2021 dari Organisasi Pariwisata Dunia di bawah Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNWTO). Desa Nglanggeran menjadi satu-satunya perwakilan dari Indonesia yang mendapatkan penghargaan tersebut.
Pengelola Desa Wisata Nglanggeran Sugeng Handoko menjelaskan sebenarnya ada tiga desa wisata yang diajukan oleh Kemenparekraf RI untuk mengikuti Best Tourism Village 2021 dari UNWTO. Adapun tiga desa tersebut adalah Desa Wisata Tetebatu dari NTB, Desa Wisata Wae Rebo dari NTT dan Desa Wisata Nglanggeran dari Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Tak heran, jika Nglanggeran mendapat penghargaan sebagai salah satu Best Tourism Village 2021 dari UNWTO. Pada tahun 2017, Desa Wisata Nglanggeran juga menjadi salah satu Desa Wisata Terbaik ASEAN dengan konsep CBT (Community Best Tourism).
Tak hanya itu, sederet penghargaan pun pernah diraih desa Nglanggeran, di antaranya, juara II Desa Penerima PNPM Pariwisata Berprestasi Tingkat Nasional 2013, juara II Pokdarwis Berprestasi tingkat nasional dari Kementerian Pariwisata tahun 2013. Pemenang Asean Sustainable Tourism Award 2018 hingga Desa Wisata berkelanjutan 2021 dari Kemenparekraf.
Berdasarkan sejarah geologinya, Gunung Api Nglanggeran merupakan gunung api purba yang berumur tersier (Oligo-Miosen) atau 0,6-70 juta tahun. Wisatawan bisa trekking untuk menjelajahi bongkahan batu seukuran raksasa layaknya gedung bertingkat.
Ya, uniknya, Gunung Api Purba Nglanggeran juga merupakan salah satu Geosite di Gunung Sewu UNESCO Global Geopark, salah satu Geopark di Indonesia yang sudah masuk alam jaringan Geopark Internasional.
Perjuangan desa wisata ini juga terlihat dari adaptasi teknologinya. Dulu internet saja susah di sini. Tapi kini penggunaan e-ticketing sudah jadi terobosan Desa Wisata Nglanggeran yang digagas tahun 2015. Cara ini pun mulai dilakukan pada tahun 2016.
Bahkan, Desa Nglanggeran menjadi salah satu desa wisata pertama yang yang mengembangkan e-ticketing. Pihak desa wisata akan mengupload jumlah kunjungan di web desa wisata setiap 10 menit, sehingga siapapun termasuk masyarakat bisa mengetahui jumlah kunjungan hingga memantau aktivitas desa wisata.
(Halaman selanjutnya>>> Sandiaga Uno ucapkan selamat)
Simak Video "Video: Mendes Yandri Optimistis Desa Wisata Ramai Pengunjung saat Libur Lebaran"
(bnl/bnl)