Dari Yang Tandus, Kering, Susah Namanya, Jadi Desa Wisata Terbaik UNWTO

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Round Up

Dari Yang Tandus, Kering, Susah Namanya, Jadi Desa Wisata Terbaik UNWTO

Tim Detikcom - detikTravel
Minggu, 05 Des 2021 09:52 WIB
Desa Nglanggeran
Desa wisata Nglanggeran (Pradito Rida Pertana/detikcom)
Gunungkidul -

Nama Desa Nglanggeran kini resmi mendunia. Di balik kemenangan ini, ada begitu banyak perjuangan untuk memperkenalkan desa wisata ini.

Desa Wisata Nglanggeran di Kalurahan Nglanggeran, Kapanewon Patuk, Kabupaten Gunungkidul menyabet Best Tourism Village 2021 dari Organisasi Pariwisata Dunia di bawah Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNWTO). Desa Nglanggeran menjadi satu-satunya perwakilan dari Indonesia yang mendapatkan penghargaan tersebut.

Pengelola Desa Wisata Nglanggeran Sugeng Handoko menjelaskan sebenarnya ada tiga desa wisata yang diajukan oleh Kemenparekraf RI untuk mengikuti Best Tourism Village 2021 dari UNWTO. Adapun tiga desa tersebut adalah Desa Wisata Tetebatu dari NTB, Desa Wisata Wae Rebo dari NTT dan Desa Wisata Nglanggeran dari Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tak heran, jika Nglanggeran mendapat penghargaan sebagai salah satu Best Tourism Village 2021 dari UNWTO. Pada tahun 2017, Desa Wisata Nglanggeran juga menjadi salah satu Desa Wisata Terbaik ASEAN dengan konsep CBT (Community Best Tourism).

Desa Wisata Nglanggeran, Daerah Istimewa Yogyakarta, terpilih sebagai Best Tourism Village 2021 dari Organisasi Pariwisata Dunia di bawah Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNWTO).Desa Wisata Nglanggeran, Daerah Istimewa Yogyakarta, terpilih sebagai Best Tourism Village 2021 dari Organisasi Pariwisata Dunia di bawah Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNWTO). Foto: Kemenparekraf

Tak hanya itu, sederet penghargaan pun pernah diraih desa Nglanggeran, di antaranya, juara II Desa Penerima PNPM Pariwisata Berprestasi Tingkat Nasional 2013, juara II Pokdarwis Berprestasi tingkat nasional dari Kementerian Pariwisata tahun 2013. Pemenang Asean Sustainable Tourism Award 2018 hingga Desa Wisata berkelanjutan 2021 dari Kemenparekraf.

ADVERTISEMENT

Berdasarkan sejarah geologinya, Gunung Api Nglanggeran merupakan gunung api purba yang berumur tersier (Oligo-Miosen) atau 0,6-70 juta tahun. Wisatawan bisa trekking untuk menjelajahi bongkahan batu seukuran raksasa layaknya gedung bertingkat.

Ya, uniknya, Gunung Api Purba Nglanggeran juga merupakan salah satu Geosite di Gunung Sewu UNESCO Global Geopark, salah satu Geopark di Indonesia yang sudah masuk alam jaringan Geopark Internasional.

Perjuangan desa wisata ini juga terlihat dari adaptasi teknologinya. Dulu internet saja susah di sini. Tapi kini penggunaan e-ticketing sudah jadi terobosan Desa Wisata Nglanggeran yang digagas tahun 2015. Cara ini pun mulai dilakukan pada tahun 2016.

Bahkan, Desa Nglanggeran menjadi salah satu desa wisata pertama yang yang mengembangkan e-ticketing. Pihak desa wisata akan mengupload jumlah kunjungan di web desa wisata setiap 10 menit, sehingga siapapun termasuk masyarakat bisa mengetahui jumlah kunjungan hingga memantau aktivitas desa wisata.

Desa Wisata NglanggeranDesa Wisata Nglanggeran Foto: (dok. Desa Wisata Nglanggeran, Jadesta)

(Halaman selanjutnya>>> Sandiaga Uno ucapkan selamat)

Jangan bayangkan Nglanggeran hijau sejak dulu. Sugeng menjelaskan bahwa semua itu diawali keresahan warga karena gunung batu yang gundul dan gersang. Warga secara kompak menanam pohon-pohon di antara bongkahan-bongkahan batu pencakar langit itu pada tahun 1999.

Dengan berbagai kegiatan aktif dilakukan oleh kelompok pemuda dan masyarakat, selanjutnya pemerintah Desa Nglanggeran mempercayakan pengelolaan lahan seluas 48 hektare untuk dikelola pemuda Karang Taruna Bukit Putra Mandiri. Itu tertuang dalam SK Kepala Desa Nglanggeran No.05/KPTS/1999 tertanggal Desa 12 Mei 1999.

Delapan tahun berselang, barulah muncul ide untuk mengembangkan kawasan Gunung Api Purba menjadi kawasan ekowisata oleh Kelompok Pemuda Karang Taruna Desa Nglanggeran. Itu seiring dengan semakin hijaunya kawasan tersebut.

"Kedua, mendapatkan kepercayaan karena yang menggerakkan teman-teman pemuda sehingga harus membuktikan meyakinkan dulu kalau kita bisa. Ketiga tantangannya mengenalkan desa yang berada di daerah konotasinya kering, tandus, dan tidak ada daya tarik wisatanya," kata Sugeng.

Seiring berjalannya waktu, masyarakat mulai percaya dan mendukung pihaknya untuk mengembangkan Desa Wisata. Bahkan, berujung sampai hari ini hingga meraih Best Tourism Village 2021 dari UNWTO.

"Dulu orang menyebut Nglanggeran saja susah, nulis sering salah. Itu menjadi tantangan kami untuk mem-branding dan itu perlu proses. Tidak hitungan bulan tahun tapi cukup lama. Tapi dengan menikmati proses dan berkolaborasi, belajar inshaallah kita bisa sampai di titik ini," ujarnya.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahuddin Uno, mengapresiasi penghargaan yang diraih oleh Desa Wisata Nglanggeran. Ia mengatakan Desa Wisata Nglanggeran merupakan salah satu destinasi kelas dunia.

Desa Wisata Nglanggeran, Daerah Istimewa Yogyakarta, terpilih sebagai Best Tourism Village 2021 dari Organisasi Pariwisata Dunia di bawah Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNWTO).Desa Wisata Nglanggeran, Daerah Istimewa Yogyakarta, terpilih sebagai Best Tourism Village 2021 dari Organisasi Pariwisata Dunia di bawah Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNWTO). Foto: Kemenparekraf

"Masyarakat manunggal dengan pemerintah daerah, pengelola, serta masyarakat yang mendorong pariwisata sebagai salah satu penggerak pembangunan desa. Ini selaras dengan tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs) dalam rangka memaksimalkan kontribusi desa wisata, lapangan kerja, dan mengurangi kesenjangan di pedesaan," kata Sandiaga dalam keterangannya, seperti dikutip detikcom, Minggu (5/12/2021).

Sandiaga mengungkapkan, penghargaan terhadap Desa Wisata Nglanggeran diharapkan menjadi momentum kebangkitan ekonomi Indonesia khususnya di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif. Terlebih, sebelumnya Desa Wisata Nglanggeran telah ditetapkan Menparekraf sebagai desa wisata mandiri inspiratif.

"Prestasi ini jadi angin segar di tengah hiruk-pikuk pandemi dan tantangan ekonomi serta penciptaan lapangan kerja hampir dua tahun belakangan," katanya.



Simak Video "Video: Mendes Yandri Optimistis Desa Wisata Ramai Pengunjung saat Libur Lebaran"
[Gambas:Video 20detik]

Hide Ads