Membedah Mistis Tari Sintren, Ritual dan Filosofi di Baliknya

Wahyu Setyo Widodo - detikTravel
Senin, 06 Des 2021 20:16 WIB
Cirebon -

Tari Sintren lekat dengan aura mistis. Setiap ritual yang dilakukan sebelum hingga selama pentas, semua ada filosofinya. Mari kita simak penjelasannya!

Sintren adalah seni tari daerah khas Cirebon. Tarian ini memadukan unsur magis di dalamnya. Sang penari Sintren dipercaya dirasuki oleh ruh bidadari yang sengaja dipanggil oleh sang dalang.

Selama menari pun, sang penari Sintren mengaku tidak sadarkan diri. Tubuhnya seperti ada yang menggerakkan untuk menari mengikuti alunan musik dan syair yang didendangkan oleh para pengiring.

"Kalau penarinya itu nggak ngerasain apa-apa karena nggak sadar. Setelah selesai menari baru sadar," ujar Ratu Stevanny, sang penari Sintren.

Sebelum mulai menari, sang dalang akan memulai ritual untuk memanggil arwah sang putri. Dia akan membakar kemenyan dan mulai melafalkan doa-doa.

Tari SIntren bernuansa mistis dari Cirebon Foto: Wahyu Setyo Widodo/detikTravel

Syair yang didendangkan oleh musisi pengiring ternyata bukan sekedar nyanyian rakyat. Syair itu juga berfungsi untuk memanggil si bidadari.

"Turun-turun Sintren, Sintrene Widadari. Nemu kembang Yun Ayunan. Kembange si jaya indra," begitu bunyi syair yang didendangkan mengiringi tari Sintren.

Tari Sintren yang bernuansa mistis dari Cirebon Foto: Wahyu Setyo Widodo/detikTravel

"Jadi bidadari diharapkan turun dan masuk ke sang penari putri tadi. Kemudian dalangnya berdoa, agar prosesi ini bisa berjalan dengan lancar," jelas R Iyan Ariffudin, Kepala Unit Sanggar Budaya Kraton Kacirebonan kepada detikTravel.

Dupa atau kemenyan yang dibakar sang dalang selain berfungsi sebagai pengharum, ternyata juga berfungsi untuk memanggil sang bidadari. Selama ini, harumnya dupa memang bisa mengundang makhluk tak kasat mata untuk datang.

Pun demikian dengan kembang tujuh rupa yang ditaburkan oleh penari pengiring di sekitar kurungan ayam tempat penari Sintren berganti kostum.

"Di samping juga pengharum, dia juga bisa untuk memanggil. Karena mereka suka dengan wangi-wangian, kayak dupa, harum bunga," imbuh Kang Iyan, sapaan akrabnya.

Selanjutnya: Mata Penari Sintren Selalu Terpejam, Pakai Kaca Mata Hitam




(wsw/ddn)

Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork