Abdian Saputra, yang menjalankan layanan kapal dari Bali ke pulau-pulau, harus menjual asetnya dan memberhentikan separuh stafnya agar bisnisnya tetap berjalan.
"Saya jarang melihat penumpang baru sejak pandemi. Jika kami berhenti, bisnis seperti hotel juga akan mati. Kami saling membantu untuk bisa bertahan," katanya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tetapi jika situasinya tetap seperti ini, bisnis saya bisa melihat nafas terakhirnya pada Januari atau awal Februari tahun depan," ujar dia.
Baca juga: Desa Wae Rebo, Surga di Atas Awan NTT |
Namun bagi para pelancong asing yang tiba di Indonesia sebelum perbatasan ditutup, atau yang sudah tinggal di negara itu, situasi tersebut memungkinkan mereka menjelajahi pulau surga tanpa terganggu oleh pariwisata massal.
"Saya tidak akan pernah mengalami pulau seperti ini lagi, tetapi jika saya harus memilih, saya lebih suka pariwisata kembali ... karena penduduk setempat sudah cukup lama menderita," kata Nicolas Lindback, asal dari Norwegia.
Simak Video "Mengalami Sensasi Berkuda Sambil Menikmati Senja Di Gili Trawangan"
[Gambas:Video 20detik]
(fem/fem)
Komentar Terbanyak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!