Unik! Festival 10 Ribu Jagung di Kudus Ajak Traveler ke Masa Lampau

Dian Utoro Aji - detikTravel
Sabtu, 18 Des 2021 15:18 WIB
Festival 10 ribu jagung bakar di Pijar Park Kudus. (Foto : Dian Utoro Aji/detikcom).
Kudus -

Destinasi wisata Pinus Kajar atau Pijar Park di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah menggelar festival pesta 10 ribu jagung. Uniknya, festival jagung bakar itu kental dengan unsur budaya Jawa di Lereng Muria. Seperti apa suasananya?

Pijar Park berada di Desa Kajar, Kecamatan Dawe. Lokasinya berada di lereng Gunung Muria atau sekitar 16 kilometer atau 30 menit dari pusat Kota Kudus.

Festival 10 ribu jagung bakar digelar di kawasan destinasi wisata Pijar Park. Suasana kebudayaan Jawa terlihat di acara tersebut.

Terlihat ada tujuh stand petugas yang membakar jagung. Petugas yang membakar jagung bakar mengenakan pakaian khas jawa. Suasana zaman tempo dulu dengan iringan musik karawitan Jawa.

Festival 10 ribu jagung bakar di destinasi wisata Pijar Park, Kudus, Sabtu (18/12/2021). Foto: (Foto : Dian Utoro Aji/detikcom).

Pengunjung bebas mengambil jagung bakar yang telah disediakan secara gratis. Namun pengunjung ditarif tiket Rp 15 ribu saat masuk ke wisata Pijar Park.

Direktur Pijar Park Kudus, Yusuf mengatakan festival ini digelar untuk mengangkat ekonomi petani jagung di kawasan Lereng Gunung muria. Apalagi kata dia pemerintah berencana melakukan impor jagung. Hal tersebut dianggap tidak memihak kepada petani jagung.

"Festival pesta 10 ribu jagung, jadi tujuan dari kami kemarin kita telah mengenalkan kopi Muria alhamdulillah banyak pedagang atau orang dari luar mampir ke kopi Muria banyak berkahnya," kata Yusuf kepada wartawan ditemui di lokasi, Sabtu (18/12/2021).

"Terus ini mengangkat judulnya jagung, karena petani jagung saya mendengar ada menjadi dilematis negara mau impor jagung jadi kita membuat festival jagung, biar petani jagung ini terangkat desa festival ini," dia menambahkan.

Festival 10 ribu jagung bakar di destinasi wisata Pijar Park, Kudus, Sabtu (18/12/2021). Foto: (Foto : Dian Utoro Aji/detikcom).

Menurutnya festival jagung itu memang dibuat dengan kental suasana jaman dahulu. Petugas pembakar jagung mengenakan pakaian khas Jawa hingga diiringi tembang Jawa dan karawitan. Hal ini bertujuan untuk melestarikan budaya Jawa kepada generasi muda.

"Kegiatannya kita buka fokus ke jagung saja, kita juga ada kesenian, ada tarian karawitan, kemudian ada barongan, sore untuk millenial. Sore nanti ada akustiknya," kata Yusuf.

"Ya karena petani itu selama ini berkaitan dengan kebudayaan, karawitan untuk melestarikan generasi zaman dulu kepada generasi lebih muda," Yusuf menambahkan.

Kesempatan yang sama Kepala Desa Kaja, Bambang Totok Subianto, mengatakan adanya festival jagung bakar ini dapat meningkatkan perekonomian petani jagung di wilayah lereng Gunung Muria.

"Dengan adanya festival jagung ini tujuannya meningkatkan perekonomian warga. Biasanya jagung dibeli dengan harga yang sangat sedikit, dengan adanya acara ini tujuannya untuk mengangkat nilai prestise, bisa jagung tidak hanya dibakar saja melainkan dibuat varian seperti bubur, lepet jagung dan sebagainya," Bambang menambahkan saat ditemui di lokasi siang ini.



Simak Video "Video: Banjir Landa Puluhan Desa di Kudus, Ketinggian Air di Mejobo Capai 1 Meter"

(sym/sym)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork