Momen Nataru Jadi Perjudian Pemerintah, Bisa Menang?

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Momen Nataru Jadi Perjudian Pemerintah, Bisa Menang?

Ahmad Masaul Khoiri - detikTravel
Selasa, 21 Des 2021 06:11 WIB
Menparekraf Sandiaga Uno saat Jumpa Pers di Jakarta Senin (6/12/2021).
Foto: Kemenparekraf
Jakarta -

Libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) sudah di depan mata. Kenapa momen ini seolah menjadi ajang taruhan penting bagi pemerintah?

Di masa pandemi Covid-19 yang menginjak tahun kedua, pemerintah sudah melonggarkan pembatasan dengan memperbolehkan traveler untuk bepergian di akhir tahun. Namun, ini juga menjadi taruhan penting terkait pertumbuhan kasus baru Covid-19.

"Jika kita mampu mengendalikan varian Omicron ini, inilah saat yang tepat untuk kita meyakinkan para wisatawan mancanegara seiring dengan G20 bahwa kita mampu mengendalikan Covid-19," kata Menparekraf Sandiaga Uno dalam temu wartawan mingguan, Senin (20/12/2021).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berdasarkan survei yang dilakukan Kemenparekraf, minat wisatawan mancanegara ke Bali mencapai 57 persen di kuartal pertama setelah Natal dan Tahun Baru. Angka itu dilatarbelakangi oleh faktor kemudahan-kemudahan seperti visa, karantina, penerbangan langsung dan lainnya.

"Setelah Omicron ini berdasar data sudah terkendali kita mulai dari beberapa usulan dari pelaku parekraf di Bali terkait, karantina, visa dan asuransi, serta program-program penjaminan lainnya," ujar Sandiaga.

ADVERTISEMENT

"Beberapa waktu lalu Kemenparekraf juga sempat melakukan diskusi FGD dengan sejumlah pihak seperti Kemenlu, Duta Besar LBPP Bangkok mengenai "Benchmarking program Tourism Sandbox dan Peningkatan Mobilitas Wisatawan RI-Thailand" sebagai upaya mencari solusi dan skema yang tepat untuk mendatangkan wisatawan mancanegara ke Indonesia," dia menambahkan.

Hingga saat ini, kata Sandiaga, pengetahuan akan varian Omicron Covid-19 di dunia masih terus berkembang. Temuan-temuan baru mengenai Omicron juga terus bermunculan.

"Pemerintah sangat aware dengan kekhawatiran traveler saat ini, di mana kebijakan perjalanan internasional sangat dinamis dan beberapa negara memberlakukan kebijakan yang cukup ketat," kata Sandiaga.

"Salah satunya dengan memberlakukan karantina dengan durasi yang cukup panjang sebagai respon dari merebaknya varian Omicron. Hal tersebut mempengaruhi keinginan wisatawan asing untuk melakukan perjalanan internasional saat ini," dia menambahkan.

Karantina 14 hari di awal tahun depan

Hari ini, kata Sandiaga, ada penambahan jumlah kasus yang sangat signifikan di Inggris, Denmark dan Norwegia. Traveler dari ketiganya lalu dimasukkan ke dalam daftar negara yang dibatasi kunjungannya.

"Ini menjadi langkah antisipatif. Juga pemberlakuan karantina durasi selama 10 hari akan diteruskan," kata Sandiaga.

"Pemerintah sedang mempertimbangkan setelah 1 Januari 2022, untuk memperpanjang jumlah karantina menjadi 14 hari," dia menambahkan.




(rdy/fem)

Hide Ads