Desa Lavul di Majalgaon, negara bagian Maharashtra, India, membetot perhatian dunia setelah muncul konflik antara anjing dan monyet dalam satu pekan terakhir. Benarkah monyet membunuh ratusan anak anjing seperti yang dikabarkan?
Lavul, sebuah desa yang terletak hanya lima sampai tujuh kilometer dari Majalgaon tehsil, di distrik Beed, Marathwada. Lavul termasuk desa terkaya di distrik Beed. Produksi gula tebu menjadi sumber kesejahteraan warganya. Namun di sisi lain, nasib pekerjanya sangat menyedihkan.
Tetapi bukan perkara nasib para pekerja itu yang bikin Lavul menjadi sorotan dunia. Ada pertikaian monyet dan anjing. Kabarnya, monyet-monyet melakukan balas dendam terhadap anjing yang telah menyerang kawanan monyet.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kendati baru viral belakangan, warga menyebut semua itu bermula pada bulan September 2021. Di awal bulan itu, dua ekor monyet datang ke Desa Lavul.
"Tidak banyak monyet di desa ini, kadang-kadang mereka datang, tapi tidak mengganggu. Namun, setelah dua ekor monyet itu datang, peristiwa aneh mulai terjadi," kata salah satu pengurus desa Ravindra Shinde seperti dikutip BBC.
Dia menyebut monyet-monyet itu mengambil anak-anak anjing dan membawanya ke atas pohon atau rumah yang tinggi. Awalnya, warga desa tidak begitu mengerti apa yang dilakukan monyet-monyet itu, tetapi kemudian mereka melihat monyet-monyet itu meninggalkan anak-anak anjing tersebut.
Beberapa anak anjing yang dibawa monyet-monyet itu ke atas pohon maupun rumah-rumah yang tinggi jatuh dan kemudian mati.
Dari situlah rumor menyebar bahwa para monyet membunuh anak-anak anjing.
Setelah kejadian itu, berbagai informasi mulai menyebar, seperti misalnya jika monyet itu mengejar warga atau jika monyet itu lewat di depannya, orang tersebut tiba-tiba terjatuh dan terluka.
Salah satu warga yang mengaku terluka karena aksi monyet itu adalah Sitaram Naibal. Kedua tumit Naibal patah dan dia harus memakai kruk untuk menopang badannya. Dia bilang telah menghabiskan satu setengah lakh rupee untuk pengobatan. Setelah tiga bulan, dia bisa berjalan, itu pun pelan dan belum bisa lama-lama.
Teror lain dilakukan monyet kepada anak-anak. Sampai-sampai warga harus mengunci pintu baik siang atau pun malam. Mereka juga telah melaporkan situasi mencekam tersebut kepada dewan desa.
Viral Dulu, Direspons Kemudian
Dalam prosesnya, dewan desa memutuskan untuk mencari bantuan dengan mendaftarkan pengaduan ke Departemen Kehutanan.
"Saya sudah menulis surat kepada Departemen Kehutanan pada 12-13 September mengenai hal ini, tetapi kami tidak mendapat tanggapan apa pun," kata Staf Pembangunan Desa Nanasaheb Shelke.
Setelah korespondensi dibuat lagi, tetap tidak ada respons positif dari Departemen Kehutanan.
"Departemen Kehutanan mengirim tim satu atau dua kali, tetapi mereka hanya memeriksa dan pergi," kata Radhakishan Sonawane, Ketua Komite Penyelesaian Sengketa.
Setelah itu, warga desa akhirnya meminta bantuan media dan setelah publikasi dan diskusi di media, barulah ada penindakan. Setelah berbagai diskusi muncul di media, akhirnya Departemen Kehutanan Dharur menghubungi timnya di Nagpur untuk menangkap monyet-monyet itu.
Setelah itu, pada 19 Desember, tim dari Nagpur menangkap monyet-monyet itu menggunakan perangkap. Saat monyet-monyet itu menculik anak-anak anjing, seekor anak anjing ditempatkan di kandang untuk memancing para monyet.
"Setelah monyet-monyet itu ditangkap, mereka dilepaskan ke habitat aslinya di hutan," kata petugas Hutan Vadwani DS More.
Lihat juga video 'Turis Bali Hilang Bikin Kawanan Monyet Kelaparan-Serbu Rumah Warga':
Halaman Berikutnya >>> Kata Ahli
Pendapat Ahli tentang Penyebab Aksi Monyet
Dokter hewan di Kebun Binatang Siddharth Udyan di Aurangabad, dr BS Naikwade, menyebut lumrah jika monyet marah jika ada yang menyakiti.
"Memang benar bahwa monyet dapat menyakiti orang yang marah. Mereka dapat melakukan sesuatu dalam kemarahan untuk membalas dendam. Namun, kabar tentang desa Lavul itu berlebihan," kata Naikwade.
"Monyet adalah hewan yang sangat ingin tahu. Mungkin dia melakukan ini karena penasaran," Dhanraj Shinde, presiden Life Care Animal Association, menimpali.
"Monyet-monyet itu tidak menyerang siapapun di desa tersebut. Beberapa peristiwa terjadi karena monyet-monyet itu panik, tapi monyet-monyet itu tidak pernah menyerang," kata petugas hutan DS More.
"Jika monyet-monyet itu berkelahi, orang-orang ketakutan dan menyerang monyet-monyet itu."
Jadi, monyet-monyet itu akan berusaha melindungi diri mereka.
Drama yang telah berlangsung selama tiga bulan di Desa Lavul itu akhirnya berakhir. Sekarang banyak anjing terlihat berkeliaran di desa, anak anjing juga ada di beberapa tempat, tetapi monyet tidak ada lagi. Mereka telah dilepaskan kembali ke alam liar.
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!