Pariwisata Jogja Masih Tak Mampu Berbuat Banyak soal Kemiskinan

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Pariwisata Jogja Masih Tak Mampu Berbuat Banyak soal Kemiskinan

Heri Susanto - detikTravel
Sabtu, 25 Des 2021 20:03 WIB
Tugu Pal Putih Yogyakarta kini ditutupi pagar. Hal ini untuk mencegah kerumunan orang selama malam pergantian tahun baru.
DI Yogyakarta (Foto: Agus Septiawan/detikcom)
Yogyakarta -

Kemajuan sektor pariwisata DIY ternyata belum mampu mengatasi masalah kemiskinan di sana. Badan Pusat Statistik DIY mengungkap angka kemiskinan tahun ini masih 12,8 persen atau setara 506.450 jiwa.

Angka kemiskinan ini pun menyebar di lima kabupaten/kota DIY. Bahkan, angka tertinggi ada di Kabupaten Kulon Progo dengan 18,83 persen atau 81.140 jiwa. Meski, Kulon Progo sendiri sejak 2020 resmi memiliki bandara internasional termegah yakni Bandara Yogyakarta International Airport atau YIA.

"Untuk daerah di DIY yang sektor pariwisatanya cukup maju, angka kemiskinan juga masih cukup tinggi," kata Kepala BPS DIY Sugeng Irianto saat menyampaikan laporan akhir tahun di Kantor DPRD DIY, Sabtu (25/12/2021).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sugeng membeberkan, dua kabupaten DIY yang memiliki pesisir pantai sebagai destinasi favorit wisatawan seperti Kabupaten Gunungkidul dan Bantul, tingkat kemiskinannya masing masing 17,69 persen atau 135.330 jiwa dan 14,04 persen atau 146.980 jiwa.

Lalu Kabupaten Sleman yang merupakan surga desa wisata dan industri perhotelan di DIY, tingkat kemiskinannya sebesar 8,64 persen atau 108.930 jiwa. Adapun di Kota Yogyakarta tingkat kemiskinan sebesar 7,69 persen atau 34.070 jiwa.

ADVERTISEMENT

"Berdasarkan indikator kemiskinan di kabupaten/kota, pendapatan per kapita penduduk miskin di DIY sebesar Rp 482.767 per orang per bulan," kata Sugeng.

Dalam pemulihan ekonomi melalui sektor sektor andalan di daerah seperti wisata dan lainnya, pemerintah pusat tahun 2022 meminta pemerintah daerah mulai mengarahkan bantuan sosial yang digelontorkan agar tak hanya termanfaatkan untuk konsumsi tapi juga mendorong produksi.

Di sektor wisata misalnya, pemerintah daerah bisa mendorong alokasi bantuan ini untuk permodalan UMKM yang selama ini bergerak di berbagai area destinasi mengingat seluruh obyek telah dibuka kunjungannya.

"Alokasi bantuan sosial tahun 2022 nanti sebesar Rp 78,2 triliun, ini penggunaannya perlu diarahkan untuk kegiatan produktif seperti kewirausahaan," kata Sekretaris Jenderal Kementerian Sosial Harry Hikmat terpisah dalam dialog daring KPC PEN Sabtu (25/12)

Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X menuturkan sektor pendidikan dan pariwisata memang merupakan potensi besar di DIY yang saat ini mampu menyumbang hingga 54 persen dan 56 persen untuk pertumbuhan ekonomi.

"Saat pandemi Covid-19 ini, pertumbuhan ekonomi memang menurun drastis menyusul penutupan sekolah, kampus, dan destinasi wisata," kata Sultan.

Sultan menuturkan memasuki tahun 2021, pertumbuhan ekonomi di DIY tumbuh justru melalui sumbangan sektor teknologi.




(msl/msl)

Hide Ads