Berkenalan dengan Sosok di Balik Gerbang Masuk Borobudur

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Berkenalan dengan Sosok di Balik Gerbang Masuk Borobudur

Eko Susanto - detikTravel
Minggu, 26 Des 2021 09:42 WIB
Berkenalan dengan Perupa I Nyoman Alim Mustapha di Balik Gerbang Masuk Borobudur
Foto: (Eko Susanto/detikcom)

Ikon-ikon tersebut mengambil ide dari cerita-cerita relief yang ada di Candi Borobudur. Kemudian dalam proses pengerjaan tersebut dari keempat gerbang tersebut, untuk kalpataru yang dianggap sulit. Namun demikian, kesulitan tersebut justru dianggap sebagai tantangan.

"Iya ada (kalpataru), seperti itu juga ada. Singa juga ada, gajah juga ada, masing-masing di relief itu banyak yang berhubungan dengan binatang. Cerita-cerita memang yang mengandung banyak makna," tuturnya.

"Kalau pengerjaan paling sulit, seperti kalpataru mungkin agak sulit juga. Bagi kita memang tantangan itu lebih menyenangkan. Kita memang senang berinovasi, justru pekerjaan-pekerjaan yang menantang dan semakin sulit, semakin menyenangkan," ujarnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berkenalan dengan Perupa I Nyoman Alim Mustapha di Balik Gerbang Masuk BorobudurBerkenalan dengan Perupa I Nyoman Alim Mustapha di Balik Gerbang Masuk Borobudur Foto: (Eko Susanto/detikcom)

Dalam proses pembuatannya melibatkan sekitar 100 orang. Kemudian sengaja di samping ikon tersebut tidak memakai bebatuan.

"Ini kan karena lingkupnya Candi Borobudur yang dilindungi oleh UNESCO. Artinya jangan sampai kelihatan seperti sama misalkan material batu candi, itu berarti kelak di kemudian hari dikhawatirkan ini juga bagian dari Borobudur. Makanya dipilih bahan seperti saya inovasi sendiri, buat batu putih dari pasir kuarsa supaya nggak menyamai di batu candi," ujar Nyoman.

ADVERTISEMENT

Pengerjaan empat gerbang tersebut bukan karya pertama Nyoman. Jauh sebelumnya, dia telah membuat berbagai karya di beberapa daerah, bahkan hingga luar negeri.

Nyoman menceritakan, saat masih duduk di bangku SMA sudah mendapatkan pesanan memahat 1.000 kepala patung Buddha. Proses belajar memahat dilakukan secara autodidak.

"Apapun yang akan terjadi, masuk jam-jamnya, kita bicara (bertemu) sekarang pun sudah diatur oleh Yang Kuasa, bukan suatu kebetulan, memang manusia berencana, tapi Tuhan yang menentukan," kata Nyoman.

"Saya nggak paham kenapa saya sampai ke Jawa. Sampai di Jawa cuma berapa tahun, saya bisa kemana-mana keliling dunia. Artinya itu kita nggak boleh mengatakan bahwa karena memang kita belajar keras, bukan. Segala sesuatu sudah diatur oleh Yang Kuasa," tuturnya.

"Dua tahun disini, saya sudah bisa membuat 1.000 patung kepala Buddha. Beberapa tahun kemudian, kita sudah bekerja mengerjakan proyek-proyek besar di Belgia, Jerman, Vietnam, segala macam. Ini seperti, saya kalau bilang mimpi, kayak mimpi. Kalau dalam Bahasa Inggris miracle. Aneh sekali," ujar dia.

Untuk proyek di luar negeri yang pernah dilakukan Nyoman antara lain di Belgia, Australia, Vatikan, Afrika Selatan, Afrika Timur, Vietnam hingga proyek monumental Timor Leste.

"Angkor Wat yang saya buat di Belgia itu, saya buat dari beton. Di dalamnya beton, di luar dibungkus pakai batu. Jadi seolah-olah batu semua," ujarnya.

"Di Vietnam, saya bikin tower untuk temple di sana. Ada yang 100 meter tingginya. Bangunan gedung-gedung besar itu saya buat relief yang tinggi 10 meter x 10 meter. Tebal batunya bisa 30 cm," cerita Nyoman.

"Dibuat di sini terus dibawa ke Vietnam. Berapa tahun, ini sudah tahun ketiga. Masih mengerjakan Bai Dinh Temple di Hanoi, Vietnam. Ada lagi satu Tam Chuc," katanya.

Untuk sejumlah proyek monumental di beberapa daerah antara lain patung Slamet Riyadi (Solo), patung Jenderal Sudirman di Ambarawa, Balikpapan, Singaraja dan Jakarta.

Kemudian, patung Kresno Duto (Purworejo), Air Mancur (Makassar), Monumen Kurusetra Desa Pecatu Bali dan sebagainya. Selain itu, mengerjakan sejumlah ornamen hotel di Indonesia.



Simak Video "Video: Wujud Stairlift di Candi Borobudur yang Ramai Disorot"
[Gambas:Video 20detik]

(elk/elk)

Hide Ads