Banyak Penerbangan dari Amerika ke China Disuruh Putar Balik, Ada Apa?

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Banyak Penerbangan dari Amerika ke China Disuruh Putar Balik, Ada Apa?

Wahyu Setyo Widodo - detikTravel
Selasa, 04 Jan 2022 22:09 WIB
Delta Boeing 757
Foto: Ilustrasi Delta Airlines (Delta)
Shanghai -

Ada banyak penerbangan pesawat dari Amerika Serikat menuju ke China yang diputar balik. Padahal mereka sudah setengah jalan. Ada masalah apa?

Baru-baru ini, penerbangan pesawat Delta Airlines dari Seattle menuju ke Shanghai tiba-tiba putar balik. Padahal mereka sudah di tengah perjalanan menuju ke destinasi tujuan.

Insiden putar baliknya pesawat Delta Airlines itu menyebabkan protes keras dari Konsulat Jenderal China di San Fransisco. Dikumpulkan detikTravel dari beberapa sumber, Selasa (4/1/2022), rupanya ada permasalahan antara pihak maskapai dengan pihak Bandara Internasional Shanghai Pudong.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pihak bandara Shanghai meminta pesawat-pesawat dari Amerika untuk memperpanjang waktu di darat mereka. Perpanjangan waktu ground time itu disinyalir untuk proses pembersihan pesawat yang disyaratkan oleh pihak bandara.

Namun oleh pihak maskapai, kebijakan itu ditolak karena memperpanjang waktu di darat berarti biaya juga akan makin membengkak dan memberatkan operasional maskapai.

ADVERTISEMENT

Kebijakan baru itu ternyata juga berlaku untuk maskapai dari Asia. Maskapai China Airlines dan EVA Air dari Taiwan yang jadi korbannya. 2 Maskapai itu memangkas jumlah penerbangan mereka menuju ke Shanghai karena proses disinfeksi di Shanghai memakan waktu yang lebih lama dari sebelumnya.

EVA Air bahkan menunda penerbangan dari 2 kota di Taiwan menuju ke Shanghai hingga tanggal 3 Februari mendatang. Sementara China Airlines menunda penerbangan dari satu kota ke Shanghai hingga akhir bulan Januari ini.

Di China sendiri sedang terjadi ledakan kasus COVID-19 baru di Xian. Di kota itu, jumlah kasus positif hariannya mencapai lebih dari 300 kasus selama beberapa hari terakhir.

China pun memperketat pembatasan bepergian untuk para warganya. Kota dengan penduduk 13 juta jiwa itu pun dilockdown, hanya ada 1 orang per kepala keluarga yang boleh keluar rumah untuk berbelanja barang kebutuhan.




(wsw/ddn)

Hide Ads