Monyet digambarkan dengan kesukaannya yang selalu makan pisang, ini tak sepenuhnya benar. Selain itu, ternyata monyet juga enggak boleh makan sembarangan.
detikTravel bersama Toyota Corolla Cross Hybrid Road Trip Explore Mandalika melakukan perjalanan ke Lombok dan Bali. Salah satu tempat yang didatangi adalah Sacred Monkey Forest Sanctuary.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Beralamat di Jalan Forest Monkey, Ubud, hutan monyet ini selalu jadi tempat favorit wisata bersama anak. Di sana ada ribuan monyet liar yang berkeliaran.
Sambil berkeliling, traveler akan ditemani oleh staff. Mereka akan menjagamu dari monyet-monyet yang suka jahil. Maklum, namanya saja monyet liar.
![]() |
Meski liar, pihak Sacred Monkey tetap menyiapkan makanan mereka sehati-hari. Bukan seperti yang kita bayangkan, monyet tak cuma makan pisang. Makanan mereka dicampur dengan jagung dan ubi.
"Ada 14 titik kandang makanan di sini. Setiap harinya, kandang-kandang makanan diisi dengan 25 kg ubi, 20 biji jagung yang sudah dipotong-potong," ucap Indrawan, staff Sacred Monkey.
Monyet-monyet ini sudah diberi makan dari pukul 06.00 WITa. Kemudian makanan akan ditambah setelah siang dengan jagung dan pisang. Setiap harinya, makanan di kandang pasti habis.
Saat berkeliling, umumnya staff akan membawa jagung di kantong mereka. Jagung digunakan untuk snack atau memancing mereka yang lagi menjahili wisatawan.
![]() |
"Kita enggak kasih kacang, karena bikin mereka kolesterol. Kemudian coklat juga sama, enggak baik untuk kesehatan mereka," jelasnya.
Coklat membuat para monyet jadi cepat gemuk. Bahkan tak makan coklat saja, ada banyak monyet yang kegendutan karena hobi makan sambil tidur.
Selama di Sacred Monkey, wisatawan dilarang untuk memberi makan para monyet. Selain membuat mereka tak sehat, kamu juga bisa terluka karena mereka merampasnya darimu.
Di masa pandemi, monyet-monyet ini tetap makan dengan waktu yang normal. Indrawan mengatakan bahwa ada dana cadangan desa yang membantu mereka memenuhi kebutuhan makan monyet di sana.
(bnl/ddn)
Komentar Terbanyak
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol