Ketika dua orang teman terus-menerus memuji, saya hanya bisa tersenyum sembari menahan tawa geli. Nyatanya, ada kejutan di atas piring di kereta api.
"Kami terpaksa menahan lapar pagi itu karena tak berselera dengan menu kereta yang hanya tersisa mie instan saja," ujar seorang darinya.
"Kemudian, datang pramugara yang menyodorkan dua paket nasi jamblang selepas Stasiun Cirebon Prujakan. Katanya sudah dipesankan sebelumnya. Luar biasa ini," yang satu lagi menimpali.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebenarnya, sajian kuliner khas daerah yang dilewati kereta api itu bisa hadir ke dalam gerbong lantaran kehandalan layanan aplikasi KAI Access.
![]() |
Saat memesankan tiket KA Bengawan relasi Pasar Senen menuju Purwosari Solo itu, saya iseng menggerakkan jemari tangan untuk mencoba layanan pemesanan makanan sebelum perjalanan.
Cukup banyak pilihan sesuai kota persinggahan rangkaian kereta public service obligation itu. Selain Cirebon, ada pilihan menu khas Purwokerto, Kutoarjo dan Yogyakarta. Tak hanya makan besar namun juga tersedia bermacam kudapan.
"Pesanan makananmu menyelamatkan perut kami dari rasa lapar dan juga lidah kami dari ancaman sengatan rasa bumbu mie instan, hahaha...," keduanya berkelakar.
Senin (17/1) malam ini, saya berkesempatan mencicipi sendiri layanan ini dalam perjalanan dari Tegal menuju Solo, naik KA Joglosemarkerto. Menunya, makanan khas Semarang.
"Mohon maaf Pak, pesanannya nanti diantar setelah Stasiun Tawang bukan Poncol seperti tertulis di aplikasi," kata pramugara.
Saya memilih Lontong Tahu Gimbal Komplit Mas Aris. Menu lain yang tertera adalah Nasi Ayam Goreng Mas Supar. Selain itu, ada pilihan cemilan berupa Lumpia dan Tahu Bakso Bu Pudji. Sungguh menggoda selera.
Tahu gimbal merupakan kuliner khas ibukota Provinsi Jawa Tengah, terdiri dari lontong dengan potongan tahu goreng, telur dan gimbal atau bakwan udang, sayur tauge, kol dan seledri dengan siraman saus kacang nan kental.
Di seantero Semarang, sangat mudah menjumpai warung tenda atau gerobak yang menjajakan menu khas ini.
Tahu Gimbal Mas Aris yang menjadi rekanan Restorasi KAI datang tak mengecewakan dalam porsi yang cukup royal untuk makan larut malam. Hanya kemasan dalam dos terkesan jadul, dan penggunaan plastik bersekat agak menyulitkan saat meratakan guyuran saus kacang melumuri isian tahu gimbal.
Pengalaman kuliner yang mengenyangkan, sekaligus menyenangkan di atas kereta api.
(fem/fem)
Komentar Terbanyak
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol
Tragedi Juliana di Rinjani, Pakar Brasil Soroti Lambatnya Proses Penyelamatan