Tantangan Travel Agent: Jasa Tur Operator Lebih Diminati Wisman dari Wisnus

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Tantangan Travel Agent: Jasa Tur Operator Lebih Diminati Wisman dari Wisnus

Elmy Tasya Khairally - detikTravel
Selasa, 15 Feb 2022 22:35 WIB
Ilustrasi Wisatawan di Pantai Canggu Bali. Usai pemberlakuan PPKM di beberapa wilayah Indonesia, ternasuk Bali, kawasan wisata di pulau dewata Bali Mati total. Kini sedikit dan perlahan mulai hidup kembali.
Ilustrasi wisata Bali (Rac Haryanto)
Jakarta -

Kedatangan wisatawan nusantara maupun mancanegara yang menurun dirasakan oleh berbagai sektor wisata di Indonesia. Kini, wisatawan lebih selektif dalam memilih tempat wisata yang menerapkan protokol kesehatan.

Berdasarkan survei pada tahun 2019, sebagian besar pengeluaran wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Indonesia ditujukan untuk jasa akomodasi serta jasa makan dan minum. Sementara, pengeluaran pariwisata domestik didominasi produk jasa angkutan penumpang dan jasa makan minum.

"Yang menjadi tantangan adalah pengeluaran per kunjungan di 2020 lebih rendah dari 2019, nah ini yang jadi tantangan, jumlahnya masih tetap banyak tapi pengeluarannya sangat sedikit sehingga ini tantangan bagi travel-travel agent, tour operator, bagaimana caranya meningkatkan pengeluaran ini karena memang wisnus ini tidak terlalu terbiasa menggunakan jasa-jasa tour operator," kata Deputi Bidang Kebijakan Strategis Kemenparekraf, Kurleni Ukar.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Jumlah perjalanan wisatawan nusantara pada 2020 mengalami penurunan hingga 28,2% dibandingkan tahun 2019. Perjalanan wisatawan nusantara didominasi oleh pelaku perjalanan dari Jawa-Bali.

Kedatangan wisatawan nusantara didominasi dari Jawa Timur sebanyak 24,2%, Jawa Tengah 22,8% Jawa Barat 17,14% dan Bali 1,5%. Presentasi maksud perjalanan wisatawan nusantara pada tahun 2020 tertinggi adalah mengunjungi teman atau famili baru kemudian berlibur atau rekreasi.

ADVERTISEMENT

Lalu, secara mobilitas, kunjungan masyarakat ke kawasan wisata semakin membaik. Jumlah perjalanan wisatawan nusantara di tahun 2021 pun diprediksi mencapai 525 juta. Sehingga, target di tahun 2022 pun menjadi 550 perjalanan.

"Jumlah wisatawan nusantara di 2015-2019 ini, BPS menggunakan metode survey rumah tangga mulai dari 2019-2020 mereka mengganti metodenya dengan menggunakan mobile positioning data, jadi jumlah yang didapat jauh lebih besar dibandingkan dari survei metode rumah tangga," kata Nike.

"Mobilitas masyarakat ke tempat wisata juga semakin membaik dan secara umum mulai kembali normal sejak Oktober 2021, (kedatangan wisatawan nusantara) diprediksi meningkat menjadi 525 juta perjalanan," tambahnya.




(elk/rdy)

Hide Ads