Gonjang-ganjing Sembunyikan Kamar di Lombok, PHRI: Pahami Dulu Bisnis Hotel

Elmy Tasya Khairally - detikTravel
Rabu, 16 Feb 2022 21:10 WIB
Foto: Sirkuit Mandalika (Wisnu/20detik)
Jakarta -

Kabar mengenai kenaikan tarif hotel di Lombok menghebohkan masyarakat. Lewat Instagramnya, Menparekraf Sandiaga Uno meminta agar hotel di Lombok tak sembunyikan kamar demi naikkan tarif.

Kendati demikian, Wasekjen PHRI, Maulana Yusran menuturkan bahwa saat moment-moment tertentu hotel memang menaikkan harga. Biasanya ada paket dengan tarif tertentu yang ditawarkan kepada tamu.

"Biasanya kita biasanya kalau natal tahun baru gitu itu kita paket jadi kalau kita nginep tanggal 29 masuknya keluarnya harus tanggal 1. Itu juga terjadi pada saat paket umroh bulan puasa di Mekkah, begitu juga kenapa di Mekkah itu jadi mahal umrah di bulan puasa? karena hotelnya di paketnya satu minggu," kata Maulana.

Dia mempertanyakan statement yang mengatakan bahwa hotel menyembunyikan kamar untuk menaikkan harga. "Sekarang logikanya saya punya hotel ada tamu mau masuk terus kamarnya saya bilang nggak ada nih kan lucu mendingan saya buka ni kamarnya harganya sekian kan gitu kalau ngumpetin seolah saya nggak mau jual kamarnya," tutur Maulana.

Maulana pun meminta untuk pahami dahulu seperti apa bisnis hotel. Dia juga berharap untuk tidak terburu-buru menyalahkan hotel dalam kasus ini.

"Jadi kita pahami dulu struktur dari pada hotelnya dulu jangan buru buru menyalahkan hotelnya kan kashian destinasinya yang jadi rusak. Hanya karena itu dan lagi lagi hotel yang disalahkan. Sementara kita harus paham dulu bisnis hotel itu seperti apa sih gitu," dia menambahkan.

Dia menegaskan bahwa penjualan kamar hotel pun tak hanya dilakukan oleh pihak hotel saja. Tamu bisa membeli tiket hotel melalui pihak ketiga, misalnya agen travel.

"Nah saya klarifikasi itu bahwa penjualan kamar hotel itu tidak dilakukan oleh hotel nya saja tapi ada pihak ketiga yang bisa terlibat di sana misalnya online travel agent, kemudian bisa travel agent tour operator juga mereka bungkus dalam bentuk paket," katanya.

Dengan adanya kabar kenaikan tarif hotel, Maulana menginginkan agar pengecekan dilakukan terlebih dahulu sebelum diviralkan melalui media sosial. Berita yang sudah diunggah ke media sosial akan menciptakan persepsi masyarakat.

"Harapannya kalau saya sih dicek dulu sebelum viral ya. Kalau tiap sebentar kita nanggapin semua yang viral melalui IG (Instagram) kan repot juga ya. Kita gimana kerja ya kalau sebentar-sebentar lewat IG, sebentar-bentar lewat IG apa pola pemerintahan sekarang sudah lewat IG? itu pertanyaannya," tutur Maulana.

"Kalau bagi kami bagaimana pun kita tidak bisa meyakinkan masyarakat apapun ya semua berita yang sudah masuk ke medsos kan persepsi atau opininya terbentuk di masyarakat masing-masing, tapi saya rasa untuk para stakeholder pariwisata sudah tahu lah konsepnya seperti apa," pungkasnya.

Tonton video 'Melihat Lagi Momen Marc Marquez Mengaspal di Sirkuit Mandalika':






(elk/rdy)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork