Pembangunan ibu kota baru di Kalimantan Timur menimbulkan konsekuensi pada pergerakan satwa. Solusinya, pemerintah menjanjikan adanya koridor satwa sebagai perlintasan khusus.
Pemerintah menyiapkan Taman Hutan Raya (Tahura) Bukit Soeharto sebagai koridor satwa tersebut. Nantinya, ada dua wilayah koridor di ibu kota baru.
Rencana itu disampaikan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya Bakar dalam rapat bersama Komisi IV DPR, Kamis (17/2/2022). Siti Nurbaya mengatakan pembuatan koridor satwa ini sesuai arahan dari Presiden RI Joko Widodo.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kegiatan lain yang dikontrol KLHK adalah terkait dengan koridor satwa. Jadi ini juga arahan Bapak Presiden, untuk koridor satwa itu harus betul-betul dijaga," kata Siti seperti dikutip dari Antara.
Koridor satwa akan dibagi menjadi sisi utara dan sisi selatan. Sisi utara mencakup wilayah Tahura Bukit Soeharto dan sebagian area hutan produksi adendum.
Adapun, sisi selatan terletak di Hutan Lindung Sungai Wain dan sedikit di Hutan Produksi Mentawir serta Tahura Bukit Soeharto.
Bentuk koridor satwa di ibu kota baru nanti berupa tutupan hutan pamah dataran rendah atau ekosistem hutan asli setempat.
Nantinya, ditambah dengan rambu-rambu serta perlintasan satwa liar. Bisa di atas jalan raya atau dalam bentuk terowongan perlintasan.
"Jadi nanti, terus di dalam perencanaan pembangunannya harus dilakukan seperti ini, kapan underpass, kapan flyover. Jadi konstruksi seperti ini akan sangat ketat," ujar Siti.
Siti melanjutkan Direktorat Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (Ditjen KSDAE) sudah melakukan identifikasi habitat satwa liar terpisah yang akan dihubungkan dengan koridor.
Tahura Bukit Soeharto yang bakal dijadikan koridor satwa, luasnya mencapai 61.850 hektare. Dahulu, area ini ditetapkan sebagai kawasan taman wisata alam untuk melindungi kelestarian flora dan fauna serta untuk kepentingan penelitian serta pariwisata.
Baca juga: Catat! Ini Nama Baru Ibu Kota Thailand |
(pin/fem)
Komentar Terbanyak
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol
Tragedi Juliana di Rinjani, Pakar Brasil Soroti Lambatnya Proses Penyelamatan